71. ✔

1.5K 174 126
                                    

Panggilan di matikan Dahyun setelah berbicara dengan gadisnya. Memberi pengertian agar tak berbuat hal aneh. Dia tau sifat Sana. Tak berbeda jauh darinya. Jadi, dialah yang harus turun tangan langsung menasehati.

Erangan kesakitan terdengar setelahnya. Berpura pura baik baik saja itu benarlah sulit. Semua gejala ini menyiksa.

Air mata mengalir kecil di sudut mata. Rasanya sangat sakit. Apalagi demam yang tak kunjung turun.

Berharap dalam hati, semoga ini bisa hilang. Dan dia bisa berkumpul dengan semua orang yang dia sayangi. Termasuk Sana.

.

4 hari berlalu. Belum ada perubahan pada Dahyun. Demamnya naik turun, timbul tenggelam bak gelombang ombak. Itu sungguh menyiksa.

Di tambah harus terus minum obat yang banyak sekali. Ini sungguh penyakit yang tak bisa disepelekan meskipun tak terlalu menakutkan seperti awal dia datang.

Dan Sana yang berada di dorm tak bisa tak terus panik. Dia memang mendapatkan pesan dari Dahyun. Tapi gadis itu terus mengatakan dia baik baik saja. Itu kebohongan. Sana tak percaya.

Dia gusar. Selalu tak tenang dalam tidurnya. Alhasil, dia kurang tidur. Hanya kopi yang menyelamatkan jika punya aktivitas diluar.

"Eonnie, istirahatlah dulu" Mina memberitahu. Tapi Sana menggeleng.

Awal Dahyun sakit, sang eonnie memang beberapa kali tidur seranjang dengannya. Dan Mina sekuat tenaga membantunya untuk tidur dengan memberi kenyamanan. Sana sempat tertidur. Tapi cuma bertahan 1-2 jam. Setelah itu dia akan terbangun. Duduk menatap ponselnya sampai pagi.

Dan semalam, Sana memilih tidur sendirian lagi. Di kamar Dahyun di bawah. Katanya mungkin dengan aroma yang ditinggalkan sang gadis, itu lebih membuatnya rileks. Tapi nyatanya, itu tak berhasil. Matanya nampak lelah saat dia keluar menyapa yang lain. Itu pertanda besar jika dia tak berhasil memejamkan mata.

"Aku akan menemani eonnie. Tidur 1-2 jam saja. Itu sudah membantu. Mau ya?" Mina merayu.

"Hm" Sana mengangguk setuju. Dia paham membernya khawatir padanya. Jadi dia akan mengiyakan. Mau tertidur atau pun tidak, yang penting dia mengiyakan saja untuk saat ini. Untuk meredakan kekhawatiran mereka.

Mina membawa mereka ke kamar Dahyun. Mengambil posisi di ranjang dan memakaikan mereka selimut.

Gadis seclingy Sana tak melakukan gerakan lebih dulu sungguh terasa aneh. Biasanya saat berada dalam posisi begini, Sana akan dengan reflek memeluk siapa saja di sebelahnya. Nanti kalau ada Dahyun saja baru dilepas dan membuat jarak.

"Kemarilah eonnie" Mina menarik Sana. Memeluk gadis itu. "Berhentilah berpikir" Dia mengelus kepalanya. "Dahyun akan baik baik saja. Dan tanpa kita sadari, dia sudah akan ada di sini lagi"

Sana mengeratkan dekapan. Mina menyebut Dahyun dan itu lebih membuatnya sedih.

"Pejamkan matamu kalau bisa. Dan ingat jika setelah ini akan ada berita indah. Percayalah pada itu"

"Tapi..."

"Cobalah eonnie" Mina mulai mengelus lembut punggung dan belakang kepala Sana. "Tidurlah.."

Sulit tapi patut di coba, Sana mengikuti ucapan Mina. Berlahan mata di pejamkan. Pikiran agak di kosongkan. Dan tanpa disadari, dia benarlah jatuh tertidur. Kelelahan membuatnya tak bisa menolak panggilan alam mimpi.

Nafas teratur menubruk telinga Mina. Membuat gadis itu tersenyum.

Syukurlah ini berhasil. Semoga Sana tertidur lebih pulas dan bangun dengan tubuh yang lebih berenergi esok.

About Us? S6 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang