Chapter Tiga Puluh Tiga

25.4K 2.2K 79
                                    


Cinta pertama.

Kata orang, cinta pertama anak perempuan adalah ayah mereka sendiri. Begitupun dengan patah hati.

Seorang anak perempuan yang terlahir dari keluarga harmonis dengan papa sebagai cinta pertamanya, biasanya menjadikan figur sang ayah sebagai tolak ukur dalam memilih pasangan. Bahkan kebanyakan dari mereka terlihat tidak membutuhkan seorang pasangan karena hal tersebut sudah mereka dapatkan dari sosok sang ayah.

Begitupula dengan patah hati pertama. Kebanyakan dari mereka akan memiliki trust issue pada seorang laki-laki. Hal ini diakibatkan dari figur sang ayah yang membuat mereka berpikir jika laki-laki itu sama seperti ayah mereka yang membuat mereka merasakan patah hati pertama.

Alodie sudah merasakan patah hati kedua kalinya, pertama dengan sang papa. Dan kedua dengan Andra. Keduanya sama-sama membuat Alodie merasakan sakit dan terluka, hingga Alodie pernah berpikir bahwa di dunia ini hanya ada sosok laki-laki seperti papanya dan Andra.

Namun, semesta mempertemukan dirinya dengan seorang Alterio. Alter yang cuek, tembok, kaku dan terkadang menyebalkan. Akan tetapi, sosok inilah yang perlahan mengubah sudut pandang Alodie tentang seorang pria.

Mungkin di luar sana, banyak laki-laki seperti papa dan Andra. Namun, di luar sana banyak pula sosok laki-laki seperti Alter. Bukannya tidak ada, tapi kita hanya belum menemukannya.

"Nih, ice cream."

Alodie mendongak dengan wajahnya yang sembap saat mendengar suara Alter. Matanya terpaku pada sebuah ice cream yang Alter sodorkan di tangannya.  Ternyata, Alter mengajaknya pergi ke minimarket untuk membelikan dirinya sebuah es krim.

Cukup lama Alodie menangis ketika dalam perjalanan. Bahkan gadis itu menangis keras di sepanjang jalan, hingga Alter berkali-kali menghela nafas saat beberapa orang menatapnya dengan curiga. Bagaimana tidak curiga? Alter dengan Duccati Monsternya yang besar dan membawa seorang gadis yang menangis kencang, sudah seperti terlibat dalam sindikat penculikan remaja. Untungnya ia tidak sampai dikeroyok massa.

"Mma-kasih sroott," ujar Alodie seraya menarik ingus.

Alter terkekeh pelan. Inginnya ia tertawa kencang melihat wajah Alodie yang terlihat sangat lucu dengan hidungnya yang memerah. Namun, Alter juga merasa kasihan pada gadis itu. Hanya saja ia tidak menunjukkan rasa kasihannya karena tidak ingin membuat Alodie marah.

Puk

"Ice cream bisa memperbaiki mood. Makan yang banyak!" ucap Alter setelah menepuk pucuk kepala Alodie dengan gemas.

Alodie mengangguk-anggukkan kepalanya, "Tapi, kalo kebanyakan sakit gigi," tukasnya dengan mulut penuh es krim.

"Itu karena lo nggak sikat gigi."

Alodie menatap Alter kesal. Namun, gadis itu kembali fokus pada es krim di tangannya hingga habis tak bersisa.

Satu rahasia Alodie. Sebenarnya ia pencinta es krim, akan tetapi hanya orang-orang terdekatnya saja yang tahu. Es krim tidak hanya membuat moodnya baik, kadang juga mengalihkan rasa ingin merokok yang ada pada dirinya. Dibandingkan cokelat, Alodie lebih menggemari es krim. Semua ini karena ia pernah makan cokelat banyak dan keesokannya sakit gigi. Hal itu membuatnya tidak begitu menyukai cokelat.

Mana mungkin ia makan cokelat saat patah hati, bukannya sembuh justru bertambah dengan sakit gigi. Itu akan sangat merepotkan!

Keduanya menikmati es krim di tangan mereka masing-masing dalam keadaan hening. Hiruk pikuk di sekitar minimarket seolah tidak dapat mengalihkan mereka dari dunia yang mereka ciptakan sendiri. Kalau kata Azka, yang lain cuma ngontrak.

Alodie: The Queen Of Badness (END)Where stories live. Discover now