Iam Sorry Mate (yoonmin)

9 : 💜

Setelah sampai di kampus jimin seperti melihat sosok laki laki yang dia kenal dikejauhan, karna penasaran jimin sedikit berlari mengejar laki laki itu, ternyata benar lelaki itu adalah hoseok. Dengan senyum cerahnya jimin berlari untuk memeluk lelaki itu.

“HOSEOK HYUUUUNG…..” jimin sedikit berteriak sambil berlari.

Greb, jimin memeluk laki laki itu.

“eoh jimin,apa kabar?”

“baik hyung, aku rindu sekali denganmu hyuuuung” ucap jimin sedikit manja.

“kekekeke aku juga merindukan mocha kecilku ini, apa kau ada kelas? Kalau tidak ayo ke kantin”

“masih 2 jam lagi kelasku hyung, jaa ke kantin, kau harus mentraktirku hyung.

“kekeke ok ok ayo ke kantin, hyung traktir.”

Tanpa jimin dan hoseok sadari ada sepasang mata yang memperhatikan mereka berdua, yah min yoongi berdiri tidak jauh dari tempat jimin dan hoseok, yoongi mengeraskan rahangnya, tangannya terkepal, ada rasa tidak suka di hati yoongi melihat jimin dan hosok saling berpelukan bahkan jimin tertawa begitu lebar dengan hoseok.

Awas saja kau jalang kecil – batin yoongi sambil memperlihatkan smirk mematikannya.

***

Malam harinya seperti biasa, jimin harus bekerja di kedai, tapi malam itu jimin merasa dia sedikit kurang enak badan, malam itu kepala jimin tiba tiba sakit, perutnya seperti diremas-remas dan pandangannya berkunang-kunang, sampai ahjumma pemilik kedai melihat keanehan pada jimin dan mendekati jimin.

“jiminah ada apa? Apa kau sakit?” Tanya ahjumma.

“tidak tau ahjumma, tiba-tiba kepalaku sakit dan perutku seperti diremas-remas”

“kalau begitu pulanglah, istirahatlah dirumahmu ne, hari ini kau kuijinkan tidak masuk kerja, besok kalau belum enak, jangan masuk kerja dulu istirahat saja nee”

“apa tidak apa-apa ahjumma?”

“ya tidak apa-apa lagian hari ini kedai tidak begitu ramai, pulanglah, hati-hati dijalan.”

“nee gomawo ahjumma, jimin pulang dulu.”

Setelah mengganti pakaian dan mengambil tasnya, jimin pergi meninggalkan kedai, jimin berjalan dengan perlahan di trotoar karna demi apapun jimin merasa kepalanya semakin sakit, lama jimin berjalan ahirnya jimin merasa tak kuat menahan sakit kepala dan perutnya, jimin jatuh terduduk sampai seseorang menghampiri jimin.

“eoh jimin kau sedang apa disini? Kenapa duduk di trotoar?”

Jimin mendongakkan kepalanya melihat siapa orang yang berbicara padanya.

“oh jinnie hyung, aku tidak apa-apa hyung”

“omo jimin wajahmu pucat sekali, kau mau pulang? Ayo aku antarkan.”

Jin membopong jimin menuju mobilnya, jin baru saja pulang dari supermarket dekat kedai tempat jimin bekerja, saat melajukan mobilnya jin seperti melihat seseorang dan sepertinya dia kenal dengan pemuda itu, ahirnya jin menghentikan mobilnya dan mendekati pemuda tersebut, sedikit kaget karna pemuda itu tiba-tiba jatuh terduduk dan ternyata benar kalu pemuda itu adalah jimin.

didalam mobil jimin memberitau alamat tempat kosnya pada jin, setelah sampai depan kosnya jin membantu jimin masuk kedalam kosnya.

“gomawo jinnie hyung sudah membantu dan mengantarkanku pulang, jiminie tidak tau apa jadinya tadi kalau tidak bertemi jinnie hyung.”

“nee, sama sama jimin, oh apa kau tinggal sendiri? Dimana orang tuamu”

Pandangan jimin mendadak menjadi sendu, saat jin menanyakan orang tuanya, jin yang menyadari perubahan wajah jimin merasa tidak enak.

“nee aku tinggal sendiri disini hyung, waktu kecil aku dibesarkan di panti asuhan, tapi semenjak SMA jiminie memutuskan untuk meninggalkan panti asuhan dan tinggal disini sendiri.” Jimin menceritakannya dengan tersenyum pada jin.

“sini handphonemu jimin”

“untuk apa hyung?” jimin beranya sembari memberikan handphonenya.

“ini, sudah ku simpan no hyung, kalau ada apa-apa jiminje harus menelfon hyung ara?”

“kekeke nee nee kalau ada apa-apa jimine akan lansung menelfon hyung.”

“yasudah istirahatlah, hyung pamit pulang dulu nee jimin.”

“nee, sekali lagi terimakasih hyung.”

#visual jinnie hyungnya jiminie.

#ini jiminie ama seokjin..