5. Harus Menepati Janji

3K 399 7
                                    


Lasius mengintip dari balik dinding ketika dia telah diam-diam melangkah masuk kedalam bangunan itu. Manik ungu sewarna anggurnya menatap Iloania yang berdiri ditengah kerumunan dengan tenang. Bahkan senyumnya masih tetap ada diwajahnya yang luar biasa cantik. Pria-pria itu mulai mengeluarkan binatang sihir mereka. Binatang sihir dengan level 1 sampai 7 itu muncul disekelilingnya. Muncul diruangan yang luas dan cukup terang itu. Manik emas Iloania menatap tiap binatang sihir yang nampak sangat ganas, karena ambisi pemiliknya yang buruk.

"Hanya mereka?" Tanya Iloania memastikan.

Pria didepannya menyeringai, "Kami akan segera merasakan tubuhmu. Bersiaplah gadis sombong."

Iloania memiringkan kepalanya dan tersenyum. "Baiklah~"

Hal yang dilakukan Iloania selanjutnya adalah mengangkat tangan kirinya, dan sedikit berbisik. "Vleia sayang. Kita akan bermain sebentar. Sudah siap? ".

Cahaya itu memendar makin terang dalam sepersekian detik. Mengulas senyuman, Iloania menyerap semua binatang sihir kedalam cincin dimensinya.

"Apa yang coba dia lakukan?" Gumam Lasius pelan.

"Tuan. Gadis itu adalah penyihir Bumi 10." Ucap Hallias.

"Ketika dia ada ditingkat Bumi 10, binatang sihir tingkat 4 pun bisa melukainya. Sedangkan didepannya ada banyak orang dengan sihir yang ada pada tingkatan lebih tinggi." Kata Lasius berbisik.

Hallias menatap Iloania, "Apa tuan akan membantunya?"

"Entahlah. Dia belum terpojok." Ucap Lasius datar.

Iloania membuka bibirnya dan berhitung dengan normal, "Lima."

"Empat.."

Pria disekitarnya menyeringai, "Dia akan jadi mainan kita setelah hitungannya berakhir."

"Tiga.."

Iloania menyunggingkan senyuman, "Dua.."

"Dan satu." Lanjutnya bersamaan dengan cahaya dicincinnya yang memendar dengan lembut.

Detik berikutnya, semua binatang sihir tadi keluar dengan keadaan yang membuat mata mereka melotot. Semua binatang itu meringkuk dengan mata yang menunjukkan ketakutan. Badan mereka gemetaran, bahkan mereka tak kuasa menahan beban tubuh mereka. Merangkak diatas tanah, tak ada satupun binatang sihir yang tidak ketakutan. Bahkan banyak dari mereka yang memecahkan sege kontrak secara paksa, meskipun mereka akan menerima dampak buruknya. Lasius dibalik dinding mengernyitkan dahinya.

"Ada apa didalam cincin dimensi itu?" Tanyanya pada Hallias.

Namun Hallias menggeleng, "Saya tidak bisa melihat apapun, tuan."

Iloania menyunggingkan senyuman, "Sekarang lepaskan mereka."

Beberapa diantara mereka menatap marah dan remeh pada Iloania. "Jangan bermimpi. Meskipun binatang-binatang ini lemah, kami memiliki kekuatan. Kami tetap akan bisa menjadikanmu mainan kami."

"Benar!" Ucap pria lain.

Pria itu menyeringai mendekati Iloania bersama dengan beberapa pria lain, "Mari kita bermain."

Wajah Iloania menjadi datar. Keramahan dan kehangatan itu menghilang, tergantikan dengan kilatan tajam dan dingin, yang membuat pria-pria itu sedikit merasakan keanehan. Iloania mengangkat tangan kanannya dan menjentikkan jarinya. Detik berikutnya kepala dan tubuh pria-pria yang mendekatinya terpisah begitu saja, sebelum hembusan angin samar terasa. Semua orang melebarkan matanya.

"Bukankah sudah kubilang. Jika kalian melanggar, kalian akan mati. Kenapa kalian mengabaikannya?" Ujar Iloania dengan nada yang lebih dingin.

Lasius tertegun menyaksikan Iloania yang membunuh dengan begitu ringannya. Tidak, jika mereka mati, mereka tidak akan bisa mempertanggung jawabkan apa yang mereka lakukan. Lagipula, kematian bukanlah sesuatu yang sepele. Mereka manusia dan pastinya memiliki keluarga masing-masing. Jika sampai mereka mati dengan tanpa sedikitpun penyesalan, itu buruk.

Legenda Bulan Kristal [√]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora