66. Pertarungan Sengit

1.2K 165 0
                                    


"Bagaimana Iloania bisa maju pertama kali, ahh!" Raung Jissiana dalam hati.

"Ana, jangan panik. Iloania akan baik-baik saja, bukankah kamu mengatakan dia sahabatmu dan dia sangat kuat?" Kata Deltain menenangkan.

Jissiana menatapnya dan bergumam dalam hati, "Sok tahu sekali~"

"Aku bukannya sok tahu Ana. Kamu mengatakannya sendiri, lagipula dia sahabatmu bukan? Ana, percaya saja padanya," kata-kata Deltain entah bagaimana bisa tepat, membuat Jissiana melongo.

"Ba .. Bagaimana bisa dia membaca pikiranku? Apakah dia peramal?!" Batinnya.

Deltain melihat Jissiana dan tersenyum penuh kasih, "Aku bukan peramal, Ana. Jangan berpikir macam-macam."

Ucapan Deltain sontak membuat bulu kuduk Jissiana berdiri. Bagaimana ucapannya selalu tepat mengenai kata-kata dalam benaknya?! Jissiana dengan cepat mengalihkan pandangannya, memikirkan segala hal sepele demi menutupi pemikiran utamanya.

Pembaca pikiran itu berbahaya!

***


Iloania perlahan menuju arena. Banyak pasang mata memandangnya. Terutama pandangan kagum dan terpesona, pandangan lain adalah iba ketika sosok disisi lain arena naik. Itu adalah pria bertubuh kekar dengan senjata ditangannya, berupa pedang yang panjang dan besarnya hampir sama dengan dua paha pria dewasa.

"Aku bertaruh bahwa gadis itu akan kalah. Pemenangnya pasti pria itu. Sayang sekali bahwa gadis cantik itu akan kalah~"

Penonton lain entah secara sadar atau tidak saling menimpali ucapan masing-masing. "Gadis itu hanya menjual wajahnya saja. Tentu saja kemungkinan menangnya melawan pria itu sangat-sangat kecil."

"Sangat malang~"

Dari tempatnya, Lasius bahkan dapat mendengar setiap bisikan itu. Mengerutkan alisnya, hanya ada satu kata dibenaknya.

Bodoh.

Benar-benar bodoh.

Bagaimana mungkin Iloania kalah melawan pria berlevel Langit Tiga? Tetapi ..

Lasius memandang Iloania yang berhadap-hadapan dengan pria besar bernama Legio itu. Sedikit keraguan dan kecemasan singgah dihatinya.

Bagaimana jika kejadian dipasar malam itu kembali terulang?

***


Iloania memandang pria didepannya dengan senyuman tipis. Senyuman yang tak pernah lepas dari bibirnya.

"Saya akan menjelaskan peraturan singkat. Dilarang melewati garis batas, melewati berarti kalah. Mengangkat tangan kiri dan berkata 'menyerah' artinya menyerah dan dinyatakan kalah. Dilarang membunuh. Senjata jenis apapun diperbolehkan." Kata Millied.

"Miss Anyasa dan sir Froge akan membantu saya menjadi pengawas. Maka dari itu, pertandingan pertama .. resmi dimulai!!" Lantang Millied sembari membuat gerakan membelah dengan tangan kanannya.

Setelah gerakan itu, gema riuh suara penonton terdengar. Iloania mengambil gerakan mundur satu langkah, sementara Legio segera menarik pedangnya keluar dari sarungnya, dan memegangnya erat dengan satu tangan. Legio secara alami memiliki tubuh besar dengan kekuatan fisik yang kuat, maka dia memiliki tipe penyerangan secara langsung. Berlari menuju Iloania, pedang itu berayun dengan kecepatan tinggi. Dalam sekilas, dapat memenggal apapun dalam hitungan detik.

Memiliki tubuh ringan dan ramping, dengan dukungan sihir angin, Iloania mampu melompat menghindari serangan itu. Ketika dia melompat, dan ayunan pedang menebas, pedang itu menukik dan langsung teratah kembali padanya. Iloania terkejut, dan dengan cepat memutar tubuhnya diudara.

Legenda Bulan Kristal [√]Where stories live. Discover now