Alpha's - XII

11.9K 1K 36
                                    

Harsh word
Fluff
Kissing
Lil bit🔞







Sorry for typo








"Thank u, aku berharap satu atau dua wolfie akan segera hadir diantara kita."

Renjun meletakkan kepalanya dibahu Donghyuck, ia cukup lelah setelah penyatuan tersebut.

Tubuhnya mulai tidak nyaman karena keduanya melakukan penyatuan didalam danau, meski udara cukup hangat dan tubuh keduanya yang memang mampu menghasilkan suhu hangat, tapi tetap saja ia merasa tidak nyaman.

"Hyuck, mau balik ke villa disini gak nyaman. Capek pake posisi kaya gini."

Renjun berbicara dileher Donghyuck membuat tubuhnya merinding merasakan hembusan hangat dari mulut Renjun.

"Ya udah ayo, lagian kamu juga janji buat ngewe diberbagai tempat." Renjun berdecak dileher Donghyuck.

Donghyuck membawa tubuh polos keduanya keluar dari dalam danau.

Penis Donghyuck yang masih berada dilubang Renjun terus terdesak kedalam lubang Renjun membuat Renjun mendesah didekat telinga Donghyuck.

"Jangan desah sayang, yang ada nanti kita gak sampai-sampai ke villa karena aku berhenti terus gempur kamu lagi."

"Lo ahhh kenapa berhenti." Donghyuck berhenti berjalan dan meminta Renjun untuk menatap dirinya.

"Biasain panggil aku kamu ya sayangku, kasian wolfie kalo punya orang tua yang ngomongnya kasar."

"Bac-emmphht." Bibir Renjun langsung dilumat oleh bibir Donghyuck saat Renjun akan berkata kasar.

"Jangan kasar sayang. Biasain ngomong yang lembut mulai sekarang." Renjun mendengus, tapi ia tetap menjawab.

"Iya, maaf." Renjun kembali meletakkan kepalanya dibahu Donghyuck dan Donghyuck kembali berjalan untuk kembali ke villa.

"Makan dulu ya? Aku gak mau kamu pingsan pas kita lagi penyatuan. Karena aku bakal gempur kamu sampe pagi." Renjun merengut saat Donghyuck berkata bahwa ia harus rela dimasuki sampai pagi.

Donghyuck tersenyum melihat Renjun yang merengut dengan bibir yang mengerucut. Keduanya sudah sampai di villa setelah berjalan sekitar lima menit dengan tubuh polos dan penis Donghyuck yang masih tertanam di lubang Renjun.

"Duduk sini, biar aku masakin." Tubuh polos Renjun ditutup oleh selimut, sedang Donghyuck hanya menggunakan celana training panjang berwarna hitam dengan apron yang menutup tubuh bagian atasnya yang polos.

Donghyuck terlihat begitu sexy dengan pakaian seperti itu, membuat Renjun tanpa sadar mengeluarkan pheromonnya.

Donghyuck langsung menghadap kearah Renjun yang masih menatap Donghyuck.

"Kamu nafsu ya?" Renjun terkejut saat ia sadar pheromonnya menguar begitu saja membuat Donghyuck mengetahui jika dirinya tengah dalam keadaan bernafsu.

"Sabar ya sayang. Kamu harus makan dulu sebelum kita lanjut sampai pagi." Donghyuck kembali memasak dan membiarkan Renjun malu dengan wajah merah.

"Yuk makan." Ucap Donghyuck setelah ia selesai memasak.








- Alpha's -








Donghyuck benar-benar melakukan penyatuan hingga pagi menjelang, bahkan sampai bulan merah sudah bergeser pun Donghyuck masih melakukan penyatuan.

Lubang Renjun bahkan sampai kebas, perutnya membuncit karena knot yang Donghyuck keluarkan berkali-kali dilubangnya.

Renjun dan Donghyuck kini keduanya masih tertidur dengan posisi tubuh Renjun dipeluk oleh Donghyuck dari belakang.

Hingga matahari sudah berada diatas kepala keduanya baru bangun. Donghyuck yang bangun lebih dulu, ia mengecup seluruh wajah Renjun dari belakang membuat Renjun yang masih lelah merasa terganggu.

"Hih, jangan ganggu. Masih ngantuk." Suara Renjun begitu serak karena lelah mendesah semalaman.

"Bangun sayangku, udah siang. Perut kamu harus diisi, gak cuma diisi sama cairan aku aja. Kasian wolfie kalo udah mulai kebentuk."

"Masakin ya. Masih lemes." Donghyuck tertawa mendengar Renjun yang merengek.

"Iya. Mandi dulu ya, aku mandiin kalo kamu capek." Renjun mengangguk, kedua tangannya diarahkan kedepan Donghyuck meminta Donghyuck untuk mengangkatnya.

Donghyuck dengan senang hati membantu Renjun untuk kekamar mandi. Ia bantu Renjun untuk mandi dan berganti pakaian.

Setelah selesai Renjun didudukkan di kursi meja makan dan Donghyuck memasak untuk makan keduanya.

"Kita pulang besok ya? Kamu kelas siang juga kan?"
"Iya aku kelas siang." Jawab Renjun dengan mulut yang mengunyah buah apel.

Donghyuck tersenyum dengan tangan yang sibuk mengaduk sayur yang tengah ia masak karena mendengar Renjun menggunakan aku untuk memanggil dirinya.











- Alpha's -







"Kita pulang sekarang ya?" Renjun mengangguk, barang-barang miliknya dan Donghyuck sudah masuk kemobil semua.

Jam masih menunjukkan pukul enam pagi, tapi Donghyuck dan Renjun sudah memutuskan untuk pulang, alasannya agar bisa istirahat sebelum jadwal kuliah keduanya dimulai jam satu siang.

"Hyuck mual." Donghyuck menatap Renjun yang terlihat menahan sesuatu dari dalam perutnya yang akan keluar.

"Berhenti di rest area depan itu ya, nanti aku beliin minuman hangat." Renjun mengangguk, perutnya sepertinya memang butuh sesuatu yang hangat.

"Nih minum. Pelan-pelan minumnya." Renjun menerima minuman susu coklat hangat setelah mobil Donghyuck terparkir di salah satu rest area.

"Mau makan?"
"Mau takoyaki sama ramen di kedai yang itu boleh gak?" Renjun menunjuk salah satu kedai makanan jepang yang terlihat ramai.

"Antri gak apa-apa?" Renjun mengangguk, ia benar-benar ingin makan takoyaki dan ramen.

"Ramennya yang pedes ya."
"Iya. Ya udah aku kesana dulu ya." Donghyuck berjalan menuju kekedai yang Renjun maksud dan memesan makanan yang Renjun inginkan.

Sekitar dua puluh menit akhirnya Donghyuck mendapatkan makanan yang Renjun inginkan, ia mendekati mobilnya dengan kedua tangan yang membawa makanan.

"Loh kok malah tidur." Renjun tertidur dengan posisi duduk saat menunggu Donghyuck memesan makanan.

"Ren, bangun. Ini ramen sama takoyakinya." Renjun menggeliat saat Donghyuck membangunkannya.

"Makan dulu. Tadi kamu minta ini kan?"

"Gak jadi. Kamu lama? Kamu makan aja." Renjun membenarkan posisinya untuk tidur kembali. Sedangkan Donghyuck hampir menjatuhkan makanannya saat Renjun berkata demikian.

"Perasaan tadi kamu bilang mau nunggu, kok sekarang malah aku yang suruh makan?"








Tbc...

My Mate Is an Alpha || HYUCKREN Where stories live. Discover now