Alpha's - XVIII

8.8K 855 30
                                    

Harsh word
Fluff
Kissing






Sorry for typo








"Semoga ya, Ning."

Ningning mendongak begitu mendengar suara seseorang yang ia kenal.

"RENJUN, LO SADAR?" Ningning berteriak dan itu membuat Renjun menutup mata karena teriakan Ningning itu benar-benar sesuatu.

"Gak usah teriak bisa gak sih, Ning. Kuping gue bisa-bisa budeg karena teriakan lo yang melebihi pengeras suara.

Plak...

"Aduh anjir, Ning, gue nih baru bangun loh kenapa malah lo geplak gitu sih."

Ningning langsung memeluk tubuh Renjun yang masih terbaring diatas brankar.

"Maafin gue, Ren. Gue beneran jahat banget sama lo. Gue pantes buat dibenci dan dibuang, gue—."

"Siapa yang bilang lo pantes dibenci dan dibuang, hah. Sini, biar gue tonjok tuh mulut yang berani bilang kaya gitu." Renjun memotong kalimat yang akan keluar dari mulut Ningning.

"Lo tuh gak salah, Ning. Disini yang jelas salah itu Elizabeth yang udah menguasai pikiran dan hati lo. Elizabeth yang masih belum bisa menerima bahwa dia sama Jasper udah bukan mate lagi."

Ningning menangis dipelukan Renjun, Renjun mengusap punggung Ningning yang bergetar karena menangis.

"Sorry kalo gue terpaksa tutup akses omega lo. Karena gue mau Elizabeth membuka mata dia kalo apa yang dia lakukan salah, dia udah bukan mate Jasper lagi."

"Gak apa-apa, Ren. Justru gue berterima kasih karena gue sekarang merasa lebih baik tanpa adanya Elizabeth. Gue juga berharap Elizabeth bisa sadar dan mau belajar dari kesalahannya ini."

"Semoga lo cepet nemuin orang yang tepat buat lo, ya Ning." Ningning melepas pelukannya dan menatap Renjun yang menatap dirinya.

"Semoga, Ren." Ningning tersenyum manis membuat Renjun juga ikut tersenyum.

"Udah ah jangan nangis. Jelek banget lo kalo nangis, tuh ingus kemana-mana." Ningning merengut saat Renjun terus saja Menggodanya, Renjun justru tertawa melihat Ningning seperti itu.

"Ren." Renjun berhenti tertawa dan menatap Ningning yang terlihat serius.

"Kenapa? Kok tiba-tiba berubah serius gini?" Tanya Renjun begitu melihat Ningning memasang wajah serius.

"Gue mau balik ke China buat sementara waktu." Renjun terkejut mendengar ucapan Ningning.

"Kenapa?"

"Gue pengen mulai hidup baru gue disana. Gue mau belajar ngelupain lo yang sekarang udah jadi mate Donghyuck." Ningning menghembuskan nafas beratnya. Ia mengusap airmatanya dengan telapak tangannya.

"Gue sebenernya mau berangkat kemarin tapi lo belum sadar. Jadi gue mutusin buat pergi setelah lo sadar. Dan sekarang lo udah sadar, gue ijin buat pergi ke China ya. Biarin gue bawa perasaan cinta gue ke lo pergi jauh. Terima kasih selama ini lo udah ijinin gue buat deket sama lo. Bahagia terus sama Donghyuck ya, Ren. Sorry kalo gue gak bisa dateng waktu wolfie hadir ditengah kalian."

Ningning menggenggam tangan Renjun erat mia usap punggung tangan Renjun dengan ibu jarinya.

"Gue ijin berangkat ya, Ren. Tapi sebelum itu, gue boleh minta sesuatu dari lo buat yang terakhir gak, Ren?"

"Apa?"

"Please, Kiss me for the last time." Renjun berusaha mendudukkan dirinya, meski sedikit kesulitan karena kondisinya yang masih lemas, tapi Renjun tetap berusaha untuk duduk dengan Ningning yang membantu.

Kedua tangan Ningning digenggam, kali ini ibu jari milik Renjun yang bergerak mengusap punggung tangan Ningning.

"Sini. But sorry ya, gue gak bisa cium lo dibibir karena Donghyuck pasti bakal ngamuk kalo tau." Ningning mengangguk. Setidaknya ia memiliki satu kenangan manis lagi bersama Renjun sebelum ia pergi ke China untuk memulai semuanya.

Renjun melepas genggamannya dan kini kedua tangannya berada dipipi Ningning, ia usap lembut pipi Ningning.

"Tolong bahagia setelah ini ya. Semoga di China lo bisa temui bahagia lo. Gue janji setelah lo temui bahagia lo, gue bakal lepas Elizabeth lagi." Ningning mengangguk.

Renjun menarik pipi Renjun untuk mendekat, ia arahkan bibirnya yang masih pucat ke kening Ningning.

Ia tempelkan bibirnya ke kening Ningning. Ningning sendiri menutup mata, menikmati kenyalnya bibir Renjun dikeningnya dengan kedua airmata yang menetes kembali.

Ningning sedih jujur saja. Tapi ia harus rela dan menerima apa yang sudah digariskan oleh dewi bulan. Jadi ia memutuskan untuk pergi, meninggalkan Renjun yang kini sudah bahagia dengan Donghyuck.

Renjun menjauhkan wajahnya setelah beberapa saat ia mengecup kening Ningning.

"Terima kasih, Ren."







— Alpha's —






"Kenapa Renjun belum sadar juga?" Tanya Donghyuck pada Doyoung saat melihat Renjun masih terlelap diatas brankar.

Doyoung tau jika Renjun sudah sadar, karena tadi saat ia akan masuk kamar untuk melihat kondisi Renjun, ia justru melihat Renjun yang tengah berbincang dengan Ningning.

Donghyuck menatap Doyoung kesal karena pertanyaannya tidak mendapat jawabannya.

Doyoung terkejut saat Donghyuck menyenggol lengannya saat melihat dirinya justru melamun saat Donghyuck bertanya.

"Oh sorry." Doyoung menatap Donghyuck memintanya untuk sedikit mendekat.

Donghyuck sedikit mendekatkan telinganya pada mulut Doyoung saat Doyoung memintanya untuk diam dan mengikuti apa yang Doyoung mau.

"Renjun sebenarnya udah sadar, tapi dia pura-pura belum sadar." Donghyuck cukup terkejut dengan apa yang dibisikkan oleh Doyoung.

Donghyuck tersenyum penuh arti saat otaknya tiba-tiba mendapat ide untuk berbalik mengerjai Renjun.

"Bang, bisa tinggalin gue sebentar gak? Gue butuh waktu bareng Renjun." Doyoung yang mengerti dengan gestur Donghyuck pun langsung mengangguk.

"Oke kalo gitu. Karena dia belum sadar jadi gue periksa lagi nanti."

"Iya udah bang, thanks ya bang." Doyoung berbalik dan keluar dari kamar Renjun meninggalkan Donghyuck dan Renjun.

Donghyuck berjalan mendekat kearah brankar Renjun, ia duduk disamping Renjun.

Donghyuck genggam tangan Renjun, ia usap tangan Renjun yang terlihat begitu kecil dari tangannya yang besar.

"Kayanya ngewe di rumah sakit bakal jadi pengalaman tak terlupakan kita setelah kita ngewe di villa."








Tbc...







Aneh ya😔?

Sorry for the late update ya😔

My Mate Is an Alpha || HYUCKREN Where stories live. Discover now