L&B ─ II

1.8K 152 14
                                    

Carleon dan aku nampak sama-sama terkejut, dan saling menatap dengan mata yang tak berkedip

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Carleon dan aku nampak sama-sama terkejut, dan saling menatap dengan mata yang tak berkedip.

“Oh? Mr.Geithoffer?” ucap ayahku, berusaha mengeraskan suara, sehingga Carleon yang masih berdiri tak jauh dari pintu masuk, segera mengalihkan tatapannya dariku.

“Yes, sir.” spontannya, mendekat ke ranjang ayahku.

B─Bule, benaran?! aku membatin tegang, saat berada diobrolan bahasa asing tersebut, “Mampus gue! Jadi bule ini, tamu Ayah?!

“Awelka, tolong ambilin kursi buat Nak Carl.” titah ayahku.

Aku yang melamun sebentar, refleks menarik kursi tunggal, dan menyeretnya ke arah Carleon yang sudah berdiri, di dekat ranjang ayahku.

Tanpa sepata kata, dia hanya diam memasang ekspresi tumpul, memandangi sosok mungilku yang tinggiku hanya sampai di dadanya saja.

Anak ini tumbuh dengan lambat, kakinya terlihat pendek seperti bebek. batinnya, melirik kakiku.

Sepertinya bukan aku yang pendek, tapi pria itu saja yang seperti tiang listrik.

Lantaran dia yang memperhatikan kakiku, aku jadi berpikir negatif tentangnya. Jelas saja! Aku akan berpikir seperti itu!

Fiks! Bule itu Pedofil...

Tanpa mengucapkan sepata kata, Carleon duduk dengan cuek, tanpa berucap terima kasih.

“Ternyata cucu Tuan Geithoffer sudah tumbuh dewasa sekarang...” kata ayahku, meronyeh loyo, berusaha mengeraskan suaranya yang tertahan di antara napas sesak, “Bagaimana keadaan beliau? Apakah beliau sehat?”

Aku dan ayahku saling melirik, ketika melihat Carleon yang hanya berdiam kaku, merajut alis bingung seperti mencerna kembali ucapan ayahku sebelumnya.

Aku yang mengira dia hanya bisa berbahasa Inggris, mencoba untuk menerjemahkan ucapan ayahku ke dalam Bahasa Inggris.

“Hm, my dad ask... your grandpa is well?” jelasku, menata Bahasa Inggrisku yang masih amburadul, seraya menatap gerun padanya.

Carleon mulai menoleh kecil, mengangkat kelopak matanya yang sayu, memberikan tatapan datar padaku yang berdiri bersebrangan dengannya. “Maaf, aku tidak bisa mendengar ucapan ayahmu, karena suara beliau terlalu kecil.” sahutnya.

Sontak aku tertegun syok.

“LU?! LU BISA BAHASA INDO?!” terkaku, membeliak, spontan mengeluarkan suara lantang.

THE LITTLE SWEET BIG LOVE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang