L&B ─ IV

1.7K 136 4
                                    

Embun bak rambun menyambut dinginnya pagi, mentaripun masih bersembunyi malu, di balik kabut awan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Embun bak rambun menyambut dinginnya pagi, mentaripun masih bersembunyi malu, di balik kabut awan.

Lengan panjang kemeja putih, terlihat tersingsing di bawah siku tangan seorang Carleon yang tengah memegang wajan teflon dan spatula. Dia nampak membuat sarapan untuk mengisi perut kosongnya, sebelum berangkat ke tempat tujuannya.

“Emma, heat up the pool water.” perintah Ravael yang baru bangun, menuruni anak tangga.

“Water is heated!”

Suara Emma yang cukup bergema di sisi ruangan, terdengar oleh Carleon yang sedang menyajikan nasi goreng di atas dua piring.

“L, sarapan dulu!” ajak Carleon, melihat Ravael dari cela dinding roster yang membatasi dapur, dan ruang tengah.

Plung~
Byur~

Ravael seakan tutup telinga, dan malah menceburkan dirinya ke dalam kolam renang yang berada di belakang teras taman, arah dapur.

Carleon diam, menopang rasa kekesalan yang tersebar di wajahnya, tatkala melihat Ravael dari kaca dapur yang transparan.

Karena kesal diabaikan sejak kedatangannya, Carleon lantas menghampiri adiknya itu dengan sepiring nasi goreng.

“Berhentilah main-main, dan pergilah ke sekolahmu!” geram Carleon, tak segan-segan melemparkan piring yang berisi nasi goreng, ke kolam renang.

;Di Kolam Renang╮

Ravael yang menenggelamkan dirinya di dasar kolam, melihat piring yang karam di arah sampingnya yang lagi duduk, memeluk lutut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ravael yang menenggelamkan dirinya di dasar kolam, melihat piring yang karam di arah sampingnya yang lagi duduk, memeluk lutut. Tubuhnyapun dihujani butiran nasi, pandangan matanya, perlahan mengarah pada pantulan bayangan Carleon yang ada di atas air.

“Lu ngapain, sih?!” hardik Ravael, setibanya keluar dari dasar kolam.

“Lu...?!” spontan Carleon, menekan gigi, menaikan satu alisnya, dengan mata yang melejit tajam, sembari memasang ekspresi keras.

Sepertinya Carleon tidak solak, dengan gaya bicara adiknya itu.

Ravael mendengkuskan napas kesal, sekilas menggeser pandangan. “Maumu apa, Kak?” tanyanya menekan rendahkan suaranya, dengan gaya bicaranya yang berubah agak sopan.

THE LITTLE SWEET BIG LOVE [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang