Ayumi menaikkan sebelah alisnya. "Kalian cuma bakal ngelakuin hal yang sia-sia. Pak Juan tuh untouchable."
"Makanya... Kan lumayan kalau nikah sama Pak Juan, hartanya banyak banget. Nggak usah capek-capek kerja lagi bangun subuh dan pulang tengah malam. Hidup cuma habis di jalan kalau hidup di Jakarta tuh."
Elina masih mencoba untuk merayu Tsana. Tsana memang anak baru yang pintar dan cantik. Selain itu, dia juga ramah dan mudah bergaul.
"Kalau aku mau, kalian mau kasih aku apa, Kak?"
"Duit deh. Masing-masing satu juta."
"Dikit banget. Masing-masing lima juta, mau..."
Elina dan Yura terkekeh. Mereka tahu itu sulit, sehingga mereka menyetujui Tsana dengan mudah.
"Gue nggak ikut-ikutan ya! Gue mau bayar utang."
"Utang apa Kak?"
Ayumi nyengir, "Utang ke Bias sih mau beli albumnya full set all version dan nonton konsernya dua hari."
Ayumi menaikkan bahu, menyiapkan dokumennya untuk segera diberikan pada Juan.
"Ya kenapa? Pacar gue aja dukung gue buat haluin bias. Kemarin gue abis dibeliin IPhone baru cuma denger biasku mau dateng ke Indonesia."
"Anjir, Kak... Nyari dimana? Boleh bagi dua nggak pacarnya?" Tanya Tsana dengan wajah memelas.
"Enak aja! Kejar Pak Juan kalau bisa. Dia juga royal kok!" Ayumi berdiri, "Tapi saingannya... Masa lalu. Berat. Cantik banget kayak bidadari soalnya calon adik ipar gue. Hahahahahha..."
Ayumi tertawa penuh kemenangan melihat ekspresi Tsana.
.
"Girang banget wajahnya. Lagi happy, ya?"
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Juan mengambil dan mengecek satu-persatu dokumen dari Ayumi. Dia suka mempekerjakan Ayumi karena gadis itu perfeksionis dan juga lincah. Memang, semua yang dilakukan buru-buru tidak selalu memberikan hasil yang sempurna tetapi Juan tidak masalah, Ayumi mampu mengatasinya dan tidak baperan ketika Juan marah.
