00:27 = Unread Message

17 7 0
                                    

Ketika Ayumi membuka pintu, yang dilihat pertama kali adalah buket bunga mawar merah. Bunga itu menutup wajah sang pemilik sehingga Ayumi tidak bisa mengenali, jika saja tidak melihat kaki palsu David.

"Lo ngapain ke sini?"

"HAPPY BEST DAY!!!"

David menurunkan buket bunganya dan memberikan pada Ayumi.

"IT'S A BAD DAY."

"Ayolah... Sama gue aja, biar hari-hari lo jadi best day. Abang gue emang agak brengsek."

Ayumi merapikan rambut ke belakang telinga, kemudian menerima bunga dari David. Pria itu sudah repot-repot membeli itu dan datang kemari. Walau entah darimana David tahu jika ini hari ulang tahun Ayumi, Ayumi harus berterimakasih untuk itu semua.

"Thank you, Vid."

"Anyway, kok lo tahu kalau ini gue?"

Ayumi memonyongkan bibir dan menunjuk kaki David.

"Ah... Ini." Senyum David menjadi berat seketika, "Emang nggak bisa diajak kompromi. Susah ngumpetinnya."

Air wajah David membuat Ayumi merasa bersalah seketika.

"Masuk, Yuk. Banyak makanan di dalem. Ada Ayah sama Bunda juga."

.

"Ini adek Kak Daniel Bun, Yah..."

Ayumi memperkenalkan David, dan cowok itu langsung berjabat tangan.

Bisa sopan juga ternyata...

"Wah? Beneran adek Daniel? Kok ganteng banget?"

"Ayah..." Ayumi buru-buru memperingati Ayah supaya tidak me-roasting terlebih dahulu. Ya, jika dibandingkan dengan David, Daniel memang tidak begitu tampan. Tapi untuk Ayumi, sudah jelas Daniel cowok paling tampan satu dunia.

"Iya, Om."

"Tapi lebih mirip sama Juan. Kalau Kakak Adek atau kembar kayaknya masih cocok."

David dan Juan saling menatap untuk beberapa detik. Dari SMP, semua orang selalu berbicara jika mereka mirip.

"Enggak, Om. Beda. Gantengan saya. Hahahhaa...."

Ayah Ayumi juga terkekeh karena ucapan David barusan. Anak ini percaya diri juga. Itu bagus, setidaknya David punya mental yang sehat walau tidak sempurna.

"Ayo, dimakan. Mau makan apa?"

"Apa aja boleh, Om."

"Nggak ada soto, ya!" Ayumi menyerahkan yogurt untuk David, cowok itu menerima dengan penuh senyum. Teman-teman Ayumi seharusnya masih makan-makan, tetapi karena mereka takut kemalaman, jadi mereka mulai berpamitan.

"Iya... Gue dikasih apa aja mau kok."

"Ay, gue anterin Tsana balik dulu ya?"

Ayumi menoleh ke arah Juan. Tsana menggandeng lengan Juan begitu mesra.

"Iya. Hati-hati ya. Makasih udah dateng."

White Lies ✔Where stories live. Discover now