『12°』

85 23 2
                                    

.·:*¨¨* ≈☆≈ *¨¨*:·.
ೃ⁀➷✎HAPPY READING•.ೃ࿐
୨⎯ "✦ ✾✦ ✾" ⎯୧

//ceklek

Pintu kayu berwarna coklat muda itu terbuka oleh Dera.

" Ganta ? Lo-- "

" DEWA! NGGAK USAH BERISIK BISA NGGAK SIH! "

sontak Dewa yang ada di samping Dera langsung menyembunyikan tubuhnya di belakang Dera. Dera Sendiri sama terkejutnya , Ganta seperti sedang tidak ingin diganggu. Tapi apa Ganta tidak mengenali suara Dera hingga menganggap itu adalah Dewa (?).

" Kak.. " Dera membalikkan badannya mendapati Dewa yang sudah ingin menagis lagi.

" Nggak papa nggak usah takut, kamu masuk kamar kamu dulu ya , biar kak Dera yang ngomong sama kakak kamu "

Dewa mengangguk kecil lantas melepaskan pegangan tangan nya pada Dera lalu berlari menuju kamarnya yang tak jauh dari kamar Ganta. Dera memperhatikan Dewa hingga anak itu masuk ke kamarnya. Lalu dirinya mencoba untuk masuk kedalam kamar Ganta.

Dingin. Dera merasakan hawa dingin yang langsung menyentuh kulitnya , jendela tertutup begitu rapat , dengan lampu yang menyala , serta AC yang masih menyala pula.

Dera mendekat kan dirinya , melihat Ganta yang tidak terusik sama sekali di balik selimutnya. Hujan masih belum reda bahkan semakin lama semakin deras. Petir berbunyi cukup keras hingga Dera refleks menutup telinganya.

" Bunda.. "

Samar samar Dera Mendengar gumaman yang Ganta ucapkan. Dera pun lebih mendekatkan dirinya , menepuk tubuh Ganta yang masih setia menutup seluruh tubuhnya dengan selimut.

" Ganta.. "

Perlahan selimut yang menutupi kepala Ganta terbuka. Ganta terlihat tidak baik biak saja , wajahnya pucat dan badannya gemetar.

" Ganta Lo kenapa ? " Tanya Dera yang sudah duduk di sisi kasur.

Ganta masih memejamkan matanya namun mulutnya masih menggumamkan nama bunda nya.

" Bundaa , Raja takut... "

Dera terdiam sesaat , menatap wajah pucat Ganta dengan perasaan khawatir. Merasa suhu dikamar semakin dingin, Dera mencari remote AC lalu menurunkan suhu nya.

" Tunggu sebentar gue beli obat dulu-- "

Ucapan Dera terhenti , tangannya Tiba tiba dicegah oleh Ganta.

" Jangan pergi.. Raja sendirian "

Dera dibuat terdiam , lantas dirinya kembali mendudukkan diri di kasur , menempelkan punggung tangannya pada kening Ganta.

" Lo demam , Ta " ucapnya yang tidak mendapat Jawaban dari Ganta.

Pemuda itu meringkuk dengan badan yang gemetar , wajahnya benar benar pucat , bibirnya juga kering , bekas lebam yang kemarin masih belum sembuh total. Plester yang ada di dahi juga sudah terlepas sedangkan lukanya masih terlihat belum kering.

Dera menatap wajah Ganta , tangannya masih di tahan oleh Ganta lalu menjadikannya sebagai bantal . Posisinya Dera duduk di pinggir kasur menghadap Ganta lalu telapak tangannya yang berada di bawah pipi cowok itu.

" Gue nggak tau Lo sebenci ini sama hujan ,Ta , gue kira hidup Lo jauh lebih baik dari gue tapi nyatanya kita sama sama kesepian "

" Bunda.. " hanya kata itu yang sedari tadi Dera dengar Dari Mulut Ganta. Pemuda itu tidak berniat untuk membuka matanya. Bahkan mungkin saja Tidak mengetahui jika yang ada di depannya adalah Dera , melainkan sosok Bunda nya yang sudah tiada beberapa tahun silam.

Gonna Be Fine || Park Jihoon °ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang