『18°』

80 23 0
                                    


.·:*¨¨* ≈☆≈ *¨¨*:·.
ೃ⁀➷✎HAPPY READING•.ೃ࿐
୨⎯ "✦ ✾✦ ✾" ⎯୧

Seperti apa yang Sudah Dera rencana kan , gadis itu kini sudah berada diseberang jalan . Atensinya melihat sosok Hersa seperti biasa melayani pelanggan dan sibuk menata barang.

Dera menghembuskan nafas panjang sebelum akhirnya berjalan menghampiri pemuda tinggi itu.

" Kak Hersa! "

Merasa namanya dipanggil Hersa menoleh mendapati Dera yang sudah berdiri tak jauh darinya. Namun Hersa hanya melirik Dera sekilas tanpa berniat menyapa atau mengucapkan sesuatu.

Hersa hanya diam dan melanjutkan kegiatan yang sempat tertunda tadi. Merasa tidak seperti biasanya , Dera lebih mendekatkan dirinya pada Hersa.

" Tadi pagi kak Hersa yang pergi ke toko kue kan ? " tanya Dera yang lagi lagi tidak ada jawaban dari sang pemilik nama.

" Sejak kapan lo tau kak ? "

Dera kembali melangkahkan kakinya mengikuti Hersa masuk kedalam toko.

" Kak he- " ucapan Dera terhenti kala Hersa melempar selembar kertas diatas meja.

Lantas Dera mengambil dan melihatnya. Menatap Kearah Hersa yang berdiri di depannya dengan sorot mata yang menunjukkan kekecewaan.

" Kak gue bisa jelasin "

" Lo bener bener ya , Ra! .. gue nggak habis pikir sama Lo "

Dera menundukkan kepalanya , kertas yang tadi di pegangnya jatuh kelantai .

" Gue nggak bermaksud nutupin ini dari Lo kak "

" Sejak kapan ?.. sejak kapan Lo sakit ,Ra ? Gue udah bilang berkali kali kalo ada apa apa bilang sama gue.. gue udah bilang jangan banyak kerja , utamain kesehatan Lo.. kenapa Lo nggak mau dengerin gue sih ? "

" kak plis dengerin gue.. Dera nggak bermaksud buat nutupin ini , Dera udah ada niat buat ngasih tau tapi belum waktunya.. "

" Nunggu waktu kapan ?.. sampai Lo drop dan nggak ada kesempatan buat cerita ? "

Dera memejamkan matanya sejenak lalu kembali menatap Hersa

" Gue udah sakit dari satu tahun lalu , gue ngejalanin pengobatan sendiri setiap bulan kerumah sakit , mama sama Dion bahkan belum tau sama sekali kalo gue sakit kak.. gue cuma nggak mau mereka terbebani Karena gue , cukup Dion yang buat mama khawatir , gue nggak mau mama khawatir karena gue juga sakit... walaupun Dera juga nggak yakin mama khawatir sama gue atau enggak Setelah tau gue sakit "
ucapnya lantas tersenyum tipis.

" Alasan gue nggak mau berhenti kerja karena gue mau bantu mama ngelunasin semua hutangnya..Dera nggak sanggup setiap hari liat mama cape kerja cuma buat ngurus gue sama Dion , berobat Dion . Dan kalo mama tau gue sakit , dia bakal lebih stres lagi .. gue juga sebenernya nggak mau kayak gini kak , gue juga cape tapi kalo bukan gue siapa lagi . Setidaknya gue masih bisa kerja untuk beli obat buat gue sendiri "

Jelas Dera panjang lebar , matanya sudah memerah menahan air mata. Hersa juga memejamkan mata mendengar penjelasan dari Dera.

Pemuda itu memajukan langkahnya untuk menarik Dera kedalam pelukannya. Hersa tidak bermaksud untuk menyalahkan Dera tapi tidak dipungkiri jika dia juga kecewa pada dirinya sendiri karena terlambat mengetahuinya.

Sebenarnya Hersa sudah menaruh curiga setiap Dera minum obat. Setiap Hersa bertanya Dera hanya menjawab jika itu vitamin biasa. Tentu saja Hersa tidak langsung percaya begitu saja. Karena rasa khawatir dan penasaran nya mulai tinggi , Hersa sengaja mengambil satu pil obat saat Dera tidak ada. Dia pergi ke rumah sakit dan memastikan obat apa yang selama ini Dera minum.

Gonna Be Fine || Park Jihoon °ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang