🦋 Chapter [17] 🦋

3.4K 472 149
                                    

***

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

***

Mendengar kata maaf dari Jungkook, seketika dunia Taehyung runtuh. Seolah ia tahu apa yang akan pemuda itu katakan padanya. Mereka duduk di sofa dalam ruang rawat Taehyung, awalnya mereka duduk berdampingan, akan tetapi setelah mendengar ucapan maaf dari Jungkook, Taehyung berdiri dari posisinya lalu duduk di atas sebuah meja di depan Jungkook, hingga posisi mereka kini saling berhadapan. Taehyung meraih kedua tangan Jungkook dan menggenggamnya. Ia menundukkan kepalanya dan masih tak mengucapkan sepatah kata pun. Hening beberapa saat, lalu Jungkook merasakan bulir bening jatuh di punggung tangannya. Dan tentu saja itu bukan airmatanya, melainkan Taehyung.

"Ahjussi..." panggil Jungkook pelan. Bukan menjawab, Taehyung semakin mengeratkan genggaman tangannya. Bahkan ia mengangkat kedua tangan Jungkook lalu ia mencium punggung tangan itu lembut.

Bodoh jika Jungkook tidak merasakan ketulusan Taehyung, dan bohong jika ia tidak merasakan kesedihan lelaki itu. Ia menatap Taehyung, masih menunggu beberapa saat hingga lelaki itu kembali menatapnya. Hingga setelah beberapa saat, akhirnya Taehyung kembali menaikan wajahnya lalu menatap lembut pemuda itu. Matanya masih merah dan sedikit basah, begitu pula ujung hidungnya. Lalu Jungkook melepaskan salah satu tangannya dari genggaman Taehyung.

"Ahjussi...aku bahkan belum mengatakan apapun. Kenapa kau menangis?" tanya Jungkook saat mengusap pelan pipi Taehyung yang sedikit basah. "Wajahmu kurus sekali, ahjussi. Apa bibi Dasom tidak memberimu makan?"

"Bagaimana aku bisa makan kalau kau tidak ada. Aku bahkan tidak tahu keadaanmu. Aku tidak tahu apa kau sudah makan atau belum, sehat atau sakit, senang atau bersedih," balas Taehyung. Ia kembali meraih tangan Jungkook yang mengusap pipinya beberapa saat lalu kemudian mencium lembut telapak tangannya. "Tubuhmu juga kurus, berat badanmu juga berkurang, bukan?"

Taehyung menangkup salah satu sisi pipi Jungkook lalu mengusapnya dengah ibu jarinya pelan.  Jungkook pun tersenyum tipis. Sejenak terpesona akan senyum Jungkook, sudah lama ia tidak melihat senyuman itu. Ia pun tersenyum lalu menarik Jungkook dalam pelukannya. Lelaki itu memeluk tubuh Jungkook erat.

"Jangan menyuruhku pergi, bunny. Kumohon. Jangan pergi bersamanya. Beri kesempatan padaku sekali lagi. Jangan pergi bersamanya..." gumam Taehyung pelan. "Aku bisa gila dan bahkan mati kalau kau tak ada bersamaku."

"Apa ahjussi masih ingat ucapanku? Bahwa aku tidak akan masuk dalam hubungan orang lain apalagi mengganggu hubungan orang lain. Apa ahjussi bisa menjamin bahwa nona Irene tidak akan mengganggumu lagi? Atau...apakah ahjussi bisa menjamin bahwa rasa balas budimu pada hyosin hyung tidak akan membuat ahjussi diam saja? Aku bahkan tahu, aku belum pernah mengorbankan apapun untukmu ahjussi, jangankan donor darah bahkan sikapku sangat tidak baik padamu, 'kan?"

MA CHERIEWhere stories live. Discover now