🦋 Chapter [27] 🦋

2.3K 341 46
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Jimin meninggalkan ruangan Jungkook. Ia akan melakukan apa yang Taehyung perintahkan padanya, menangkap Hyosin. Akan tetapi, Taehyung belum bisa meninggalkan Jungkook pasalnya, pemuda itu masih belum sadarkan diri. Dan yang Taehyung lakukan hanya menunggu hingga Jungkook terbangun. Setelah beberapa saat Jimin meninggalkan rumah sakit, Taehyung kembali mendekati ranjang Jungkook. Ia kembali menggenggam jemari pemuda itu erat, lalu mengusap pipinya lembut dan kembali mengajaknya berbicara meskioun hasilnya sama, tidak ada balasan dari Jungkook.

"Baby...kenapa kau tidur lama sekali? Kenapa belum juga bangun? Apa baby tidak ingin menemui daddy, hm? Baby tidak rindu?" monolog Taehyung. Dan lagi, tak mendapatkan jawaban apapun dari Jungkook. "Daddy sangat rindu baby. Daddy ingin baby segera bangun...cepatlah bangun, baby. Mau sampai kapan baby tidur?"

Keadaan masih sama, tak ada jawaban dari Jungkook. Hingga setelah beberapa saat, ponsep Taehyung berdering, telepon dari Jimin. Ia langsung menjawabnya. Sejenak ia meninggalkan Jungkook, keluar dari ruangan itu, untuk menerima telepon dari sahabatnya.

"Bagaimana Hyosin?" tanya Taehyung. Bahkan ia tidak lagi menggunakan hyung dalam panggilannya. "Mereka sudah menangkapnya? Penjara?"

"Sudah. Tapi, ia ingin minta penangguhan karena ibunya sakit. Baru saja ia menerima telepon dari rumah sakit, tempat ibunya dirawat," balas Jimin.

"Bawa ibunya kembali! Minta orang mengurusnya, tidak ada alasan lagi! Cari rumah sakit terbaik, setara dengan yang ia tempati sekarang. Tidak ada lagi penangguhan! Penjara tetap penjara! Sudah tahu ibunya sakit, tetapi malah melakukan percobaan pembunuhan! Apa ia tidak punya otak?"

"Baiklah, aku akan meminta orang mengurusnya. Ada lagi tuntutanmu?!"

"Hukuman mati atau seumur hidup! Sudah tahu bukan, kalau Jungkook adalah hidupku, berani menyentuhnya, aku tidak akan tinggal diam. Sudah cukup ia membuatnya pergi waktu itu dan aku tidak akan mengungkitnya, kenapa ia malah mencelakai Jungkook? Jadi, aku tidak akan tinggal diam lagi," tegas Taehyung. "Semuanya sudah cukup jelas, bukan? Tidak ada tawar menawar, tidak ada penangguhan. Penjara tetaplah penjara. Aku tutup telponnya, aku sudah lama meninggalkan Jungkook. Kau urus semuanya, Jim."

"Ok. Aku tahu."

Taehyung langsung menutup panggilan telpon dari Jimin, lalu bergegas menuju kamar Jungkook. Segera setelah sampai, ia langsung duduk di kursi samping ranjang Jungkook seraya menggenggam tangannya lembut.

"Maaf...daddy lama meninggalkanmu. Jangan marah, hm? Kalau baby ingin marah, langsung marah saja pada daddy, jangan diam seperti ini. Daddy rindu suaramu, baby. Daddy rindu kau memanggil daddy. Cepatlah bangun, daddy mohon...." lirih Taehyung.

MA CHERIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang