4. Katanya sih Temenan

663 148 75
                                    


Tak terasa sudah 2 minggu seorang Ethan rahadian richard berada dirumah sakit swasta Jakarta ini, dan selama 2 minggu kondisi Ethan bisa dibilang masih sama saja, tidak ada perubahan signifikan dalam kondisi tubuhnya, mungkin yang berubah hanya kondisi hati serta pikirannya saja.

Ya, itu semua dikarenakan satu orang wanita yang sejak awal bertemu membuat Ethan seperti dilingkupi oleh suatu perasaan senang dan juga nyaman.

Dokter Anya baskoro secara tidak langsung membuat hari-hari Ethan dirumah sakit ini berbeda, Kini mereka mulai berteman.

Ya, betul sekali hanya Teman.

Teman yang selalu memberi kabar dan menanyakan hari-hari nya, Teman yang selalu menyempatkan bertemu sekali dalam sehari walaupun terkadang hanya 5-10 menit saja dikarenakan kesibukan anya sebagai dokter, Teman yang entah sejak kapan selalu menikmati momen mereka ketika bersama, seolah-olah dunia sekitar hanya berpusat kepada pertemanan mereka yang hangat nan manis.

Bukan hanya dengan dokter Anya saja kok, Ethan juga semakin dekat sebagai teman kepada Dokter Samantha yang setiap hari datang mengunjunginya dan berakhir membahas orang yang sama, Anya Baskoro.

Sedikit demi sedikit Ethan mulai mengetahui kehidupan Seorang Anya baskoro lewat Samantha, banyak sekali yang samantha ceritakan kepada Ethan tentang sosok anya yang terkenal sebagai wanita introvert dibalik sisi random anehnya. Menggosip ataupun menceritakan sosok anya seperti menjadi hal yang menyenangkan untuk samantha yang terkadang sisi ceritanya mampu membuat Ethan tertawa karena lucu.

Ethan berhasil menemukan teman-teman di Jakarta yang bisa menerima dan memperlakukan nya dengan baik, bahkan terkadang dokter samantha dan anya memperlakukan nya bukan seperti seorang pasien pada umumnya, melainkan sebagai teman yang sering mereka kunjungi kamarnya hanya untuk mengobrol ataupun bercanda. Dan Ethan mensyukuri hal tersebut.

Cerita-cerita itu dan teman-teman yang ada dibenaknya mampu membuat Seorang Ethan tersenyum kecil dikursi roda yang saat ini ia tempati.

Siang ini Ethan seperti biasa sedang duduk di kursi rodanya sambil menatap layar TV yang saat ini menampilkan pertunjukan pianist yang sedang memainkan musik klasik kesukaan nya.

Pianist itu bukanlah Ethan rahadian richard yang dulu, itu adalah sosok pianist lain yang Ethan tonton. Karena pada saat dimana Ethan sadar bahwa dirinya sudah tidak bisa melakukan hal favorit nya, maka Ethan berhenti untuk melihat pertunjukan dirinya sendiri bahkan sangat membencinya.

Ethan akan membenci jika ada seseorang yang berani mengajaknya menonton pertunjukan dirinya saat dulu, bahkan dulu ibunya pernah menangis saat Ethan mengamuk menabrakkan kursi rodanya ke Lemari TV hingga TV itu terjatuh ke lantai dan hancur.

Dia memang sangat mencintai dirinya yang dulu, tapi tak bisa dipungkiri jika di satu sisi dia juga membenci dirinya sendiri.

Lamunan Ethan buyar ketika dia mendapati layar tab yang ada dikursi rodanya menampilkan notifikasi panggilan telepon dari seseorang yang mampu membuat bibirnya kini tertarik untuk mengukir senyuman.

Tanpa menunggu lama Ethan mengangkat panggilan telepon itu dan membiarkan suara manis itu terdengar dari loud speaker otomatisnya.

"Haii.. Mas Ethan"

Senyum itu semakin terukir manis diwajah tampannya.

"Haii.. "

"Udah makan siang?"

"Sudah"

"Good boy, lagi apa sekarang?"

"Nonton Youtube"

Euthanasia ✔Where stories live. Discover now