Epilog : Anya

859 123 192
                                    

Two Years Later..

Hari demi hari berlalu, bulan terus berganti dan kini rasanya cepat sekali Tahun sudah berganti.

Jika tahun sudah berganti itu berarti umur seseorang pun akan bertambah. Sama halnya dengan satu sosok wanita yang di tahun ini sukses dinobatkan menjadi wanita paling bahagia.

Anya Hillary Baskoro memasuki usia 30 tahunnya dengan pandangan masa depannya yang terlihat lebih cerah.
Dia bekerja dibidangnya dengan begitu tulus tanpa banyak mengeluh ataupun menangisi kegagalannya lagi.
Dia menjalani hari-hari barunya dengan menjadi wanita yang jauh lebih dewasa dan lebih bersyukur akan setiap waktu yang ada.
Anya banyak sekali belajar tentang kehidupan yang lebih baik dari orang-orang sekitarnya, dia belajar bagaimana menerima, mengikhlaskan dan merelakan masa lalu.
Anya juga belajar tentang kasih sayang dan Cinta yang terasa begitu nyata dan Indah dari orang-orang terdekatnya.

Di tahun ini dia merasa beruntung dan bersyukur tanpa harus menyalahkan Tuhan lagi untuk setiap keadaan yang ada.

Anya bisa dibilang sudah berada dijalan yang lebih baik dengan kondisi hati yang juga lebih baik.

"Selamat ulang Tahun Dok"

"Oh iya makasih ya"

"Happy birthday ya Dokter Anya"

"Iya, makasih ya sus"

Dengan senyum sumringah Anya berjalan menuju ruangannya dan dia tak sungkan untuk membalas setiap ucapan yang datang dari orang-orang yang melewatinya.

Wanita yang mempunyai rambut hitam panjang itu terlihat membawa banyak sekali hadiah dan bunga dikedua tangannya dari orang-orang dirumah sakit ini yang mengingat hari ulang tahunnya, dan itulah yang membuat Anya sejak tadi terus menunjukkan senyum bahagianya bahkan sampai dirinya sudah masuk kedalam ruangannya dan menaruh semua hadiah itu diatas meja kerjanya.

Anya menghembuskan nafasnya sambil menatap hadiah-hadiah itu dengan senyum kecilnya, hatinya saat ini terasa begitu hangat melihat banyak sekali orang-orang baik yang memberikan hadiah dan juga ucapan di usia barunya. Anya tidak tau lagi bagaimana caranya harus lebih bersyukur dari ini, tapi yang jelas hari ini kebahagiaan terus melingkupi hatinya dan Anya berharap kebahagiaan itu akan bertahan seterusnya.

Tok tok

Anya menoleh cepat ketika pintu ruangannya diketuk, hal itu membuat dia melirik jam tangannya dimana seharusnya ini sudah memasuki jam istirahatnya, jadi seharusnya tidak ada pasien konsul lagi sekarang.

"Masuk"

Pintu itu kemudian terbuka, menampilkan sosok Suster yang Anya kenal.

"Iya kenapa Sus?", tanya Anya sambil melepaskan jas dokternya.

"Dok sorry ganggu istirahatnya, tapi ada orang yang ingin ketemu sama Dokter Anya"

"Eum, saya lagi istirahat sekarang. Emangnya dia mau konsul apa?". Anya berkata setenang mungkin, padahal dulu dia bisa cepat kesal jika ada orang yang mengganggu waktu breaknya.

"Dia gamau konsul Dok, dia cuma mau ketemu dokter katanya", balas Suster itu dengan wajah yang keliatan tak enak hati.

"Cowok atau cewek?"

"Cewek Dok"

"Yaudah suruh masuk aja", Anya mengalah dan dia kembali memakai Jas dokternya.

Tak lama Anya bisa melihat seorang gadis muda memasuki ruangannya dengan senyum dan juga sebuah box kado ditangannya.

Anya berdiri dan menatap kehadiran wajah asing itu dengan sedikit berpikir.

"Halo Dokter"

"Oh iya Halo juga, silahkan duduk", Anya menyuruh gadis itu untuk duduk disofa yang ada disana dan Anya ikut duduk disampingnya.

Euthanasia ✔Where stories live. Discover now