9. Manis tapi pahit

649 150 147
                                    


Diruangan Dokter Obgyn itu dua orang dokter wanita terlihat sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Yang satu duduk di kursi meja kerjanya sambil sibuk melihat layar laptop dan berkas-berkas tebal yang ada di mejanya, sedangkan yang satu lagi sibuk memakan cemilannya di sofa yang ada diruangan tersebut.

Ya mereka berdua adalah Dokter Anya Baskoro dan Dokter Samantha Witjaksono, dua dokter yang saat ini memiliki ekpresi wajah yang berbeda. Anya dengan raut seriusnya dan Samantha dengan raut lelahnya.

"Nyaa, Makan dulu.. Itu bisa dilihat lagi nanti"

"Engga nanti aja, gue masih bisa makan nanti"

"Nanti yang ada keburu dingin Soto ayamnya Anyaa.."

Samantha jadi menyesal membawa berkas-berkas hasil kondisi kesehatan Ethan kepada Anya sekarang , karena sejak 1 jam yang lalu Anya masih begitu fokus menelusuri lebih dalam penyakit Ethan bahkan wanita itu beberapa kali menelpon Dokter khusus kenalan Papihnya dan itu membuat Samantha harus menahan sabar atas sifat sahabat nya yang memang terkenal keras kepala ini.

"Akhhhh!"

Samantha menoleh ke arah Anya yang saat ini sedang menunduk dimeja kerjanya sambil meremas rambut panjangnya dengan raut frustasi.

"Nyaa.. "

"Ga.. Ga.. Gue gamau denger omongan lo lagi yang selalu memaklumi penyakit kek gini"

"Ga memaklumi Anya, tapi itu emang yang diderita Ethan saat ini"

"At least kasih tau gue kalo kesempatan dia untuk sembuh itu ada!"

"Ya emang ada! Tapi kecil kemungkinan dan butuh waktu lama Anyaaaa"

"Ga ada cara yang paling efektif apa Sam?!"

"Anya please gausah munafik! Yang lo cari tau itu penyakit yang emang susah buat disembuhin dan kalo emang ada itupun langka dan butuh perjuangan lama. Lo Dokter dan seharusnya lo juga paham kan?"

"Ya setidaknya tuh_"

"Apa? Gue bukan Tuhan Anyaaa. Kalo Ethan mau sembuh ya mau gamau dia harus berjuang lebih lama lagi untuk survive sama Quadriplegia, tapi resiko komplikasi penyakit di dalam tubuhnya itu malah bisa makin menyebar, Please lah ini tuh soal Saraf dan cedera tulang belakang, bukan penyakit demam biasa"

Wajah Anya semakin terlihat frustasi sekaligus sedih, dia sudah seminggu ini berada di kondisi mood yang seperti ini sampai-sampai ia terkadang tidak fokus dalam bekerja.

Ya seminggu sejak Anya mengetahui Fakta menyakitkan itu, maka Seminggu itu juga Anya tidak menemui Ethan lagi, bahkan wanita itu seperti menghindar dan menghilang dari pria yang sempat membuat dia menangisi nasibnya itu.

Anya Marah, bingung, sedih, sekaligus frustasi. Dia seperti seseorang yang selalu diliputi rasa panik dan khawatir yang berlebihan padahal kalo dilihat-lihat Samantha yang notabene nya Dokter Ethan dia tidak sepanik Anya. Samantha tergolong tenang karena memamg Pasien seperti Ethan bukanlah yang pertama untuknya.

Ceklek

Pintu ruangan Anya terbuka dan hadirlah sosok Dokter pria yang beberapa hari ini ga keliatan wujudnya karena mengambil cuti.

"Halo guys.. "

Bayu memasuki ruangan Anya dengan senyum sumringah nya namun tak lama senyumnya hilang tergantikan wajah bingung ketika tiba-tiba aja sosok Anya berlari ke arahnya dan memeluk tubuhnya.

"Ehh.. Eh.. Kenapa?"

Bayu keheranan bukan main, dia menatap ke arah Samantha yang saat ini memasang raut lelah campur malasnya, beda sekali dengan sosok Anya yang hari ini udah mulai keliatan sisi dramatisnya.

Euthanasia ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang