12. Patah Hati Terhebat

554 145 150
                                    


Setelah menghabiskan waktu yang menyenangkan malam ini, dua orang yang sedang berbunga-bunga itu kembali ke Kamar Rumah sakit dengan senyum yang tak pernah luntur dari wajah keduanya.

"Dokter mau sekalian saya antar pulang?", Tawar Pak Aryo yang berdiri di ambang pintu Kamar Ethan.

"Ouh gausah Pak, makasih. Saya bawa mobil sendiri kesini tadi"

"Oh oke Dok"

Pak Aryo menutup pintu kamar itu sesaat ia merasa bahwa dua orang itu memang membutuhkan sedikit waktu lebih untuk berduaan.

Ethan yang sejak tadi diam itu tak berhenti mengulas senyum nya menatap sosok Anya yang berdiri didepan kursi rodanya dengan senyum malu-malunya.

"Makasih ya untuk malam ini". Ujar Ethan dengan tatapan tulusnya.

"Aku yang seharusnya bilang makasih ke Mas Ethan karena udah mau nerima ajakan aku"

Ethan diam dan dia menatap Anya dengan pandangan yang sebenarnya sulit untuk dimengerti sampai-sampai Anya mengalihkan pandangannya ke bawah lantai.

"Maaf banget kalo kedua mata aku susah buat di kontrol malam ini, karena kamu terlalu cantik jadi aku ga bisa nahan diri"

Anya mengulum bibirnya sendiri, menahan senyuman meronanya yang hampir merekah karena pujian dari Ethan yang sangat berdampak tidak baik bagi dirinya.

"Mas Ethan.. Nikmatin konser yang tadi kan?"

"Of course, konsernya keren dan aku nikmatin banget"

"Hehe Bagus deh kalo suka"

"Tapi.. Ada satu momen yang lebih aku nikmatin dari konser tadi"

Anya menatap Ethan dengan kerutan di dahinya, "Apa?"

Ethan terdiam cukup lama dengan tatapan lurusnya dan kemudian pria itu menjawab dengan pelan.

"When you sit on my lap and i can see your face so close, itu hal yang aku sukai dari malam ini"

Anya terdiam dengan raut bodohnya dan dia merasakan ada suasana yang berbeda dari tatapan keduanya yang sekarang berbeda satu sama lain.

Ethan menatapnya dengan penuh kekaguman yang begitu terpancar sampai Anya seperti bisa membaca isi benak dari pria yang selalu tersenyum teduh itu.

"What do you want?"

Senyum diwajah Ethan hilang tergantikan dengan raut bingung saat ia baru saja mendengar Anya bertanya tentang apa yang dia inginkan dengan suara yang begitu pelan.

"Ini udah mulai larut malam jadi aku ingin kamu pulang supaya kamu bisa istirahat ya", balas Ethan dengan senyum kecil diwajahnya yang kembali tenang.

Tapi.. Ethan tidak menemukan raut gugup ataupun pipi merona yang sebelumnya selalu terpancar diwajah Anya, ekpresi wanita itu kini terlihat berbeda dan sulit untuk terbaca.

Ethan bisa merasakan nafasnya sedikit tercekat saat wanita itu bergerak maju lebih dekat ke arah kursi rodanya, tapi Ethan berusaha untuk tetap tenang bahkan saat ia melihat pergerakan Anya yang mulai kembali duduk diatas pangkuannya, kali ini tanpa diperintah olehnya dan murni atas keinginan wanita itu sendiri.

"That's not what you want"

Wajah Anya yang sudah bisa ia lihat dengan dekat lagi itu terlihat begitu serius saat mengatakan kalimat bisikan yang terdengar cukup seduktif.

"Do you know what i want?", bisik Ethan dengan wajah tenangnya.

Ya, pria itu terlihat begitu tenang padahal dia sendiri mulai memahami pergerakan Anya saat ini. Tangan wanita itu mulai melingkari bahu dan juga leher Ethan dan posisi mereka saat ini sudah sangat begitu dekat.

Euthanasia ✔Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin