8. Kabar yang tak baik

617 146 193
                                    


"Ayankkkkkk!"

Panggilan itu sempat membuat Anya yang baru keluar dari lift itu menoleh sebentar, lalu langkahnya mulai berubah menjadi berlari kecil untuk segera menjauh menuju area loby, tapi sayang dia sudah lebih cepat dikejar sama sosok Mas-mas Jawa freak yang saat ini langsung merangkul bahu mungilnya yang sedikit tersiksa.

"Arhannnnnnn"

"Apa sayang?"

"Banyak orang ih!", Anya dengan sebal menyikut perut pria itu dan membuat Arhan langsung melepaskan rangkulannya sambil meringis memegangi perutnya.

"Kecil-kecil jago juga kekerasan nih"

"Iyee buat jaga-jaga kalo ketemu pedofil macem lo!", ketus Anya.

"Mau kemana sih? Sendirian aja? Ga ngajak-ngajak"

"Mau beli kopi", Balasnya dengan nada malas, karena memang dia hari ini agak ngantuk karena semalam kurang tidur.

"Yaudah ayo gue juga ikut deh", dengan cengiran Khasnya Arhan langsung menggandeng lengan Anya yang keliatan udah pasrah campur jutek.

"Ngapain sih?! Palingan lo cuma mau genit sama mba-mba kasirnya"

"Bukan genit Anyaaa, itu namanya ramah tamah"

"Alah gue tau isi pikiran lo kalo udah liat cewe cakep Arhan"

"Apa hayo?"

"Hotel, condom, and sex, that's it"

"Kurang satu Ay, Mandi bareng"

"Eww.. kek gini kok jadi Dokter Anak. heran gue mah"

"Gini-gini otak gue kepake bro"

"Kalo Nyokap lo tau lo di Jakarta begini han, pasti dia bakal langsung nyuruh lo balik terus dinikahin sama cewe Jawa pedalaman"

"Kalo itu kejadian, orang pertama yang bakal gue samperin adalah Elo"

"Mau ngapain samperin gue coba?"

"Nidurin lo lah!"

"Gue bunuh lo!"

Walaupun disepanjang jalan mereka berantem kecil tapi ujung-ujungnya mereka sampe juga di coffee shop rumah sakit, pake gandengan segala malah, Aneh banget emang persahabatannya mereka tuh.

Dua orang yang memakai Jas dokter itu memasuki Coffee shop yang sedikit ramai siang ini dan itu membuat Arhan dan Anya harus mengantri sambil melihat-lihat menu coffee yang berada diatas meja kasir.

Anya sempat melirik ke samping kanannya dimana ada dua sosok Bule Pria dan wanita yang ikut mengantri dan berdiri tidak jauh dari mereka. Dan sepertinya dua orang asing itu adalah pasangan, karena Anya melihat Sang pria merangkul sang wanita dengan mesra.

Sambil menunggu Anya mulai bisa mendengar dua bule itu berbincang dengan bahasa inggris dimana Anya bisa langsung mengerti dan tanpa sengaja mendengar pembicaraan mereka.

"He's crazy! we sincerely came from Amsterdam to Jakarta just want to support his life which might be better, but see? he kicked us out"

"It's okay, Maybe he's not in a good emotional state today, Beb"

"At least he appreciates us coming here instead of getting angry and telling us to leave, damn it"

"Maybe Ethan is still disappointed with your past"

"But that's the past, he wants me to be happy and I want him to be happy too, that's all"

Saat ada nama Ethan yang disebut dalam pembicaraan mereka lantas Anya sedikit terkejut bahkan langsung melirik dengan sorot mata yang berbeda, karena kini dia mulai bisa menyimpulkan sesuatu dari pembicaraan mereka berdua, bahwa wanita ini merupakan masa lalu Mas Ethan-nya.

Euthanasia ✔Where stories live. Discover now