PART 8. SKEPTIS

121 25 22
                                    

*8.

( A/n.

1/. Jangan mengambil sebagian atau seluruh narasi, adegan di part ini tanpa izin! Mari saling menghargai!

2/. Mohon maaf jika sempat hiatus hampir 3 bulan. Terima kasih yang masih ingin cerita ini dilanjutkan dan masih menanti up terbarunya. Untuk yang menyukai setting Japan dan segala kehidupan real di sana mohon dimaklumi bila tidak ada di tiap part. Akan tetap ada di beberapa part.

Terima kasih untuk adik sepupu Gandhi Fusena di dunia nyata yang banyak bantu saya untuk tahu kehidupan di Japan😊💖.

3/. Sebagian part ini fiksi dan mengandung unsur toxic. Tidak untuk ditiru. Bijaklah dalam menyikapi. )


Indonesia

Bergetaran jemari Risa menjamahi Lexapro dalam botol. Escitalopram yang dijual dengan merk Lezapro itu adalah antidepresan dari kelas inhibitor reupatake serotonin selektif ( SSRI ). Obat yang diresepkan dokter Nabila untuk mengobati depresi mayor yang ia alami. Membantu mengembalikan keseimbangan serotonin di otak. Berfungsi meningkatkan energi dan perasaan tenang. Erlangga yang membawanya ke sana. Andai saja Erlangga belum memiliki Anindira? Andai saja? Lagi, Risa menghela napas panjang.

Dengan helaan napas Risa ambil tiga butir obat, bahkan ia bisa menelannya tanpa air. Ia ingin mengusir bising di kepalanya. Dan tidak mendengar caci maki kedua orang tuanya di luar sana. Ada panggung perebutan kebenaran. Ada debat siapa yang paling. Paling benar. Paling berjasa. Paling menderita. Menjadi objek. Menjadi korban. Dan di akhiri drama tamparan plus isak tangis mamanya. Jelas suaranya dari sini. Dari kamar Risa.

Erlangga membawanya ke psikiater karena Risa butuh pertolongan urgen. Risa kala itu masuk IGD karena sakit asam lambungnya dan di luar dugaan dokter jaga IGD menyarankannya ke psikolog. Risa di diagnosa major depressive disorder dan anxiety disorder ( MDD ). Major depressive disorder adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan suasana hati yang terus tertekan dan kehilangan minat untuk beraktivitas . Dan menyebabkan penurunan kualitas hidup yang signifikan. Sedangkan anxiety disorder adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan cemas, khawatir, takut yang berlebihan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Dan harus menjalani uji pencitraaan laboratorium.

Meski harus berdebat dulu dengan Erlangga. Stigma bahwa pergi ke psikolog atau psikiater di anggap gil* membuat Risa ogah.

"Kamu itu mengalami gangguan tidur, Ris. Tidak merasa lapar walau tidak makan. Mual muntah tidak karuan. Dan sering tanpa sadar melukai diri sendiri. Kamu pikir itu normal?"

Glek! Saat itu Risa menelan ludah. Sakit. Seperti ada sesuatu yang menyangkut di kerongkongannya.

Erlangga benar. Karena pernah mendapatinya dengan cutter di tangan. Nyaris meyayat nadi.

Risapun jarang menyentuh nasi dan tidak merasa lapar. Dan rutinitas barunya adalah mual muntah seperti orang ngidam meski tidak memuntahkan apa-apa. Al hasil Erlangga membawanya ke IGD dan ia di diagnosa itu. Kemana kedua orang tuanya? Sibuk bekerja. Berkompetisi menjadi paling.

Meski akhirnya ia menyerah. Dan mau ke psikolog dulu. Baru ke psikiater. Karena bising di kepalanya tak juga mereda. Tetap merajai dan ingin ia melukai diri sendiri.

Some days Risa just can't funtion at all, akhirnya selain dengan konseling ia pun diresepkan antidepresan.

Karena jadwal dr. Nabilla Yustina, spKJ yang kelewat sibuk Risa hanya bisa konsultasi sebulan sekali.

𝔼𝕊𝕋𝔸𝔽𝔼𝕋 𝕋𝕆𝕏𝕀ℂ ( ℍ𝕚𝕒𝕥𝕦𝕤 )Where stories live. Discover now