Part 13. Aku Hanyalah Kerikil Kecil

231 26 34
                                    

*13.


( A/n. Ada yang ingin teks asli bang Gandhi tanpa editan dari kami. Semoga part ini mampu menjawab penasaran akan teks asli bang Gandhi Fusena.

Selama ini kami edit karena memiliki bahasa yang sedikit vulgar dan kurang aman dibaca yang di bawah umur. Jadi harap dimaklumi. Ketika masih aman dibaca Insya Alloh kami up utuh tanpa editan.

Dan semoga suatu saat nanti bang Gandhi memiliki akun wattpad sendiri hingga memuaskan dahaga readersnya yang haus akan story beliau😊🙏)

Shibuya - Tokyo - Jepang

Nabilla,
Apa yang kau rasa jika kau di sisiku dan melihat salju turun?

Aku membayangkan matamu terpejam dengan senyum,

Tanganmu terlentang,
Lalu kau biarkan salju itu berjatuhan menyentuh tubuhmu. Putih. Lembut. Seperti cinta kita kala itu.

Sejak kau pergi dari hidupku, aku tersesat mencari mentari.

Semua tertutup salju turun, entah ke mana pepohon kehilangan daun.

Entah ke manakah jalanan? Ketika tubuhku kuyup dalam gigil.

Ke manakah harus kucari api? Api kehilangan pemantiknya. Dan sekam kehilangan bara di hati.

Malam yang terasa begitu panjang tanpa pejam Berisik dedaunan yang telanjang tanpa sehelaipun benang. Bersetubuh dengan bayangmu yang direnggut pilu.

Dada bumimu yang membusung dan memutih dipoles salju. Membentuk kristal putih di pucuk ranting memagut.

Dalam rona yang merenggut.

Malamku yang pucat. Dan bumimu tetap tergolek malas berpupur salju.

Lengkungan langit mengucurkan gerimis putih.

Perbukitanku terpekur. Dalam karsa dan asa yang hancur lebur.

Tiupan anginku tak lagi tajam menusuk seperti samurai merasuk.

Kasak kusuk batinku meramu hasrat untuk berasyik masyuk. Berusaha menyimpan perih dalam bulir di dada yang kian membiru dalam bisu.

Nabilla,
Bagaimana cara melupakanmu? Bagaimana cara menghapus bayangmu? Bagaimana caranya berhenti berharap padamu? Jika pernikahanmu saja tak mampu memupus bayangmu. Lalu dengan cara apalagi kubunuh rindu?

Tuba yang tumpah ruah di atas luka, mematikanku perlahan-lahan. Menafikan logikaku yang sporadik.

Kau adalah konsentrat. Sedang aku hanyalah keparat. Memiliki mimpi laknat.

Jika Abiyasa adalah berlian biru maka aku hanyalah kerikil berdebu yang ada di telapak kakimu. Dapat kau injak sesukamu.

Na,
Kau adalah darah biru yang pantas mendapatkan putra pejabat negri jiran. Logikaku mengatakan itu. Tapi batinku selalu menolak dan percaya bahwa cintaku padamu melebihi Majnun qais pada Laila, rindu dendam yang melebihi kisah masyur Adam Hawa.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Mar 18, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

𝔼𝕊𝕋𝔸𝔽𝔼𝕋 𝕋𝕆𝕏𝕀ℂ ( ℍ𝕚𝕒𝕥𝕦𝕤 )Where stories live. Discover now