CHAPTER 20

718 50 7
                                    

Istana paradis, Esthirant

Setelah Beberapa jam pengeboman Di Duro,
Semua orang yang berkepentingan di bidang politik
Kekaisaran Parpaldia
Berkumpul di Ruang Strategi,
Termasuk para Pegawai Kementrian luar negeri ke 1,2,3 Parpaldia.

Mereka semua tentu panik,
Sampai-sampai mengumpulkan semua orang, mereka takut bahwa kejadian itu akan terjadi lagi, kalau sampai hal itu terjadi lagi.. maka... Akan dipastikan
Parpaldia akan kalah telak,
Semua orang beranggapan bahwa bukan Indonesia yang melakukan hal itu, karena
Mereka masih saja percaya kalau Indonesia adalah negara Bar-bar.

Sebelumnya di kota Duro, sebelum Utusan Indonesia dan Jepang bernegosiasi dengan Bangsawan Parpaldia yaitu Remille, semua warga asing dari luar wilayah Parpaldia (negara dekat Indonesia) keluar dari Kota Duro, seperti warga negara
MU, Riem, Quila, Qua-toyne, Topa, Dll.

Semua orang menyaksikan banyak pendatang dari Luar negeri Berbondong-bondong
Antri ke Pelabuhan, sampai-sampai pelabuhan penuh dengan orang dari Luar negeri.

Mereka sudah mengetahui kalau
Kota Industri Duro akan Hancur lebur, sehingga Pemerintah warga Asing di Parpaldia mengirimi Surat atau edaran untuk meninggalkan Kota Duro secepatnya.

Kembali ke Topik..

Sekarang terlihat Remille dengan Wajah pucat dan Keringat dingin, ia
Takut, tapi disisi lain ia tidak
Mempercayai kalau Indonesia
Mempunyai senjata yang mampu meratakan satu kota dengan sekali Bom.

'tidak.. tidak... Tidak... Itu tidak benar!!!'
Dalam batin Remille, ia cukup
Khawatir kalau serangan itu berasal dari Indonesia, maka dipastikan dirinya akan ditahan
Oleh orang-orang Indonesia itu.

Mereka sedang menunggu Duta besar 'MU' yaitu Mugei. Mugei dipanggil untuk menjelaskan apa yang terjadi.

Knock.. Knock..

"Duta besar dari negara Mu ada di sini."

"Masuk.."

Pintu yang berat terbuka dan duta besar Mu, Mugei, masuk dan duduk.

Mugei menduga bahwa alasan dia dipanggil adalah untuk menanyakan mengapa negaranya mengeluarkan perintah evakuasi setelah Papaldia menyatakan perang terhadap Kedua negara tidak beradab (Indonesia dan Jepang). Mu tidak melihat kekaisaran sebagai musuh. Mereka juga tidak terlalu dekat, tetapi mereka memiliki hubungan yang berharga. Kekaisaran juga pasti menyadari betapa majunya teknologi kedua negara tersebut, jadi selama dia menjelaskan dengan benar mereka pasti mengerti. Tidak peduli seberapa besar itu melukai harga diri kekaisaran, dia menekankan bahwa bahkan dia, duta besar Mu, harus meninggalkan negara untuk sementara. Namun…

Ada satu hal kecil yang membuatnya khawatir. Kekaisaran telah mengumumkan perang genosida melawan Indonesia dan Jepang. Jika mereka benar-benar menyadari kekuatan dan tingkat teknologi Indonesia dan Jepang, dia tidak berpikir mereka akan pernah melakukan hal seperti itu. Dia tidak ingin mempercayainya, tetapi ada kemungkinan bahwa mereka sebenarnya tidak menyadari betapa kuatnya Indonesia dan Jepang. Tidak, itu terlalu tidak masuk akal... jika mereka tidak sadar, maka tidak mungkin mereka bisa menjelaskan kerugian mereka ke kedua negara tersebut.

Duta besar Mu Mugei mengembalikan pikirannya untuk pertemuan dengan kekaisaran.

"Baiklah, mari kita mulai rapatnya."

Dengan kata-kata itu, bangsawan kekaisaran Remille memulai diskusi.

"Saya yakin Anda sudah mengetahui bahwa negara kita telah memasuki keadaan perang dengan kedua negara tersebut. Saya ingin meminta Anda untuk menjelaskan tanggapan Mu terhadap peristiwa itu."

SUMMONING: Indonesia and Japan in the New WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang