CHAPTER 38

655 44 39
                                    

Maaf Harus Mengacaukan Chapter-Chapternya.. Sekali Lagi Saya Minta Maaf!!.

Karena Chapter Ini Harusnya Dibuat Di Awal-awal Chapter. Tapi Akan Ku Usahakan Semaksimal Mungkin.
__________________________________

9, Oktober, 1642
Jakarta, Indonesia

Presiden Hendra sedang Berada Di Gedung Kementrian Luar Negeri Indonesia, Tengah Berbicara dengan Perdana Menteri Jepang yang Baru Saja Datang 2 Hari yang Lalu. Mereka tengah Membicarakan Sesuatu tentang Diplomasi ke Negara Lain. Indonesia dan Jepang
Memang Belum Membangun Hubungan Diplomatik dengan Negara Lain karena Presiden Hendra yang menghentikan Aksi Jepang untuk Melakukan Diplomatik sembarangan Kepada Negara-negara Di Dunia ini. Jepang Agak Belum Mengerti Prinsip Dunia ini dan Tetap
Mengikuti Kebiasannya di Bumi Dulu.

Nampak Presiden Hendra dan Perdana Menteri Yomoya Sedang Duduk Berhadapan.

"Mr. Presiden.. Apa Misi Selanjutnya Yang Akan Kita Lakukan? mengingat Kalau
Negara Ini Sangatlah Jauh Berbeda dengan Bumi?"

"Mr.Prime Minister Sejujurnya Saya juga Tidak Tahu..
Saya Tidak Tahu yang harus Dilakukan.. Anda Tidak Boleh Lagi Gegabah.. Mengirim Kapal Patroli di Ajang Konferensi Internasional? Itu sama Saja Membahayakan Awak Kapal Dan Delegasi Yang Ikut! Anda Tidak Boleh menyamakan Hukum Dunia ini Dengan Bumi lagi.. Benar-benar Berbeda.."

"Baiklah Mr Presiden.. Ngomong-ngomong..
Apakah Kalian Mengembangkan Senjata Nuklir?"

"Benar Mr.Prime Minister..
Kami Baru Saja Memproduksi
24 ICBM yang Lebih kuat 2 Kali, Tidak! 3 kali lebih kuat daripada ICBM R-36M2 Satan Milik Rusia!"

Perdana menteri Yomoya pun Ketar-ketir Mendengarnya, Ia Khawatir Senjata Pemusnah massal itu akan diarahkan ke
Jepang, Itu Akan Mengulang Kejadian Tragis 70 Tahun yang lalu.

"A-Apakah Kalian Akan mengarahkan Senjata Itu Ke Negara kami..?"

"Tidak-tidak.. Kami Tidak Akan mengarahkan Senjata Itu jika Kita Terus Melakukan Hubungan Sekutu"

"Fyuhh...."

Perdana menteri Yomoya pun Menghelakan Nafasnya, Ia Sempat Keringat Dingin Ketika Mendengar Ancaman Itu. Dan ia langsung Lega saat mendengar Presiden Hendra mengatakan Bahwa Indonesia tidak akan Mengarahkan Senjata Itu Ke Arah Jepang.

"Lalu Mr. Presiden.. Apakah Kita akan Menjalin Hubungan Diplomatik dengan Negara Lain di Dunia ini? Karena Kita Harus
Melakukan Hubungan Diplomatik Secepatnya.."

"Ya, Kita Akan Melakukan Hubungan diplomatik dengan Suatu negara Di Dunia ini."

"Negara Apa itu Mr. Presiden?"

"Itu Adalah Negara Eimor. Negara Eimor Adalah Negara Yang Berada Di Peradaban ke 1 mereka Rasis Terhadap
Ras Manusia dan mengunggul-unggulkan Ras mereka yaitu Dragonfolk. Karena Mereka Menganggap Manusia Mempunyai Mana Magis yang Lemah daripada mereka, Dan Mereka Menganggap Teknologi Sihir adalah segalanya. Sempat Ada Kasusnya, Negara MU Telah Dihina Habis-habisan oleh mereka"

"Sangat Mengerikan.. Mengapa kita Malah Ingin membangun Hubungan Diplomatik dengan Mereka? Bukankah Kita Akan Dihina Habis-habisan?"

"Saya Rasa tidak Mr.Prime Minister, Karena Mereka sudah Melihat Kemampuan Kita Saat Melawan Armada kekaisaran Gra-Valkas.. Tapi Saya Juga Tidak Tahu Sih.."

"......"

Dunia Tengah, Kerajaan Meerkie, Gurun Baumna

Delapan delegasi Jepang dan Indonesia saat ini berada di atas kendaraan aneh di Gurun Baumna Meerkie. Setelah menempuh perjalanan melewati padang pasir sejauh 100 km lagi, rupanya mereka akan berada di Kerajaan Eimor. Mereka mengendarai apa yang dikenal sebagai "perahu pasir", yang memiliki dua puluh roda di setiap sisi dan menggunakan layar yang ditenagai oleh permata ajaib yang menghasilkan angin, untuk perlahan-lahan melewati gurun.

SUMMONING: Indonesia and Japan in the New WorldWhere stories live. Discover now