BAB 5

396 48 2
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Deburan ombak yang menabrak karang berusaha menginterupsi seorang pria yang tengah duduk di atasnya. Pria itu tidak mengubris beberapa orang yang tengah hilir mudik bersama para kekasih nya.

Beberapa kali pria itu menghembuskan nafasnya pelan, berusaha untuk mengendalikan tubuhnya. Jantungnya berdebar lebih kencang tak seperti sebelumnya. Ia kembali melirik pada jam yang melingkar sempurna di pergelangan tangannya. Sudah hampir satu jam, pria itu menunggu, namun seseorang yang sedaritadi ditunggu belum juga menampakkan batang hidung nya.

"Mau apa lo nyuruh gue kesini malem malem?!" Tanya seseorang dari balik tubuh nya, beruntung pria itu bisa mendengar suara orang itu, mengingat saat ini deburan ombak sangat memekikkan pendengaran nya.

Pria itu menoleh, memandang sayu ke arah seseorang itu yang berdiri dengan wajah dingin dan kakunya.

"Kak langit__ dateng?" Ucap pria itu pelan namun tersirat kebahagiaan di dalamnya. Mendapati seseorang yang ia tunggu kini telah berdiri dihadapanya.

Pria itu tersenyum kecil, menghampiri seseorang itu yang tengah bersedekap dada memandang nya dengan wajah datar.

"Jelas jelas gue dateng, itu karena lo yang telfon bunda buat minta izin bawa gue kesini. Kalo lo nggak ngasih tau bunda, mungkin dia nggak bakalan maksa gue buat dateng," Ucapnya ketus. Starsa yang mendengar itu pun hanya bisa tersenyum.

Tentu saja ia akan meminta bantuan pada bunda, karena sejauh ini Langit tidak pernah mengelak perkataan Marisa, dan Starsa fikir itu adalah senjata paling ampuh untuk membuat Langit datang ke tempat ini.

"Tapi setidaknya__"

"Nggak usah banyak basa basi, lo tau gue nggak suka itu kan. Starsa." Kata Langit ketus dengan menebalkan pengucapan namanya. Kini Starsa tertunduk.

Mencoba menghirup nafasnya dalam dalam untuk menstabilkan perasaan nya yang guncah ketika Langit lagi lagi bersikap se- enaknya pada dirinya.

"Aku_ aku cuman mau minta tolong ke kakak," Lirihnya.

Langit hanya diam, tidak menjawab atau merespon untuk Starsa agar melanjutkan kata katanya. Starsa sendiri mengerti, ada atau tidaknya jawaban dari Langit ia tetap melanjutkan perkataan nya.

"Starsa mau minta tolong sama kakak untuk berusaha buka hati kakak buat Starsa." Gumam Starsa yang masih bisa di dengar jelas oleh Langit.

Pemuda itu pun mengangkat sebelah alisnya, tawa sumbang terdengar dari bibirnya, "Gue? Buka hati buat lo?!-" Tanya Langit yang langsung dibalas anggukan kecil dari Starsa.

Langit yang melihat itu tertawa renyah, "lo tuh bener bener tuli ya? Gue udah berapa kali bilang sama lo, berhenti buat maksa gue!" Serunya dengan nada sinis. Pemuda itu kini melangkah kan kakinya kemudian berdiri di hadapan Starsa dengan jarak yang sangat tipis.

langit untuk starsa (End) Where stories live. Discover now