BAB 20

295 29 0
                                    

Rain berjalan dengan langkah lebar melewati setiap lorong rumah sakit sambil sesekali mengusap air matanya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Rain berjalan dengan langkah lebar melewati setiap lorong rumah sakit sambil sesekali mengusap air matanya.

"Rain!" Teriak Marsel dari belakang membuat Rain semakin memperkuat jalannya. "Tunggu Kakak!" Marsel dengan mudah menggapai lengan pria itu dan menahannya. Rain pun langsung menepis tangan Marsel. Bisa dilihat, derai air mata di wajah tampan pria itu.

"Belum puas lo!"

Marsel kembali memegang lengan Rain, "kamu gak usah buat keributan di sini Rain, ini rumah sakit!"

Rain memberontak kembali. "Lepasin tangan gue!"

"Gak usah nyari gara gara Rain! kenapa kamu bilang itu di hadapan papah? Kamu harusnya kasih tau aku aja, dan biarin aku yang bertindak sendiri untuk cari jalan keluar nya."

"Gak usah anggep gue ada karena gue gak akan anggep lo ada lagi kak!"

"Jangan buat kakak bertindak kasar sama kamu Rain!" Teriak Marsel penuh emosi.

Tangan Rain yang bebas menampar Marsel dengan keras. Marsel terdiam. Urat urat di lehernya terlihat jelas. Tanpa sadar, tangan kekar pria itu terangkat, lalu dengan entengnya melayangkan sebuah pukulan ke wajah Rain.

Tubuh Rain yang sudah lemas sejak tadi itu limbung ke dinginnya lantai rumah sakit. Telinga pria itu berdengung hebat.

Napas Marsel kian memburu. Ia terdiam ketika menyadari tingkah bajingan nya. Pria itu melihat kepalan tangannya yang baru saja ia pakai untk memukul Rain. Sedetik kemudian, tubuhnya langsung jatuh ke lantai karena di terjang oleh Geino.

"Lo pukul Kak Rain, anjing!" Geino memberi sebuah pukulan keras di wajah Marsel, laki laki itu menarik kuat kerah baju Marsel. Bisa dilihat bagaimana tajam nya tatapan Geino pada kakak kandungnya itu. Sementara Rain terdiam di tempat, merasakan sakit di wajahnya.

"M-maafin kakak, Rain." Pinta Marsel. Geino masih menarik kuat kerahnya.

Rain hanya bisa mengatur nafasnya, ketika tiba tiba saja dua orang berlari ke arah mereka bertiga. Satu orang itu dengan sigap memisahkan kakak beradik yang tengah bertengkar.

"Lo itu gak lebih dari sekedar para bajingan!"

Ia tak dapat memikirkan kata kata apa lagi yang cocok. Ia pun mengambil tas selempang nya yang terjatuh di lantai, lalu berjalan menjauh, meninggalkan mereka berempat dengan satu dari mereka yang baru saja memberikan luka di hatinya.

"Geino, kamu bawa kakak kamu pergi dari sini. Biar aku sama Kak Valen yang urus Kak Rain." Ucap Gan yang langsung pergi diikuti Valen di belakangnya.

Geino sekali lagi melayangkan sebuah pukulan pada wajah kakaknya. Kakinya dengan cepat segera meninggalkan kakaknya yang masih tersudut di lantai.

***

Rain berjalan keluar dari rumah sakit. Ia tak dapat lagi memikirkan apapun di kepalanya. Dunianya terasa begitu kacau sekarang.

langit untuk starsa (End) Where stories live. Discover now