BAB 26

247 29 2
                                    

Starsa menarik lengan Langit ke dalam kamar apartemen nya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Starsa menarik lengan Langit ke dalam kamar apartemen nya. Pria itu menunjukkan sesuatu dari layar handphone nya. Sambil menggerutu dengan puppy eyesnya.

Itu adalah foto sertifikat adopsi anak yang dimiliki oleh Marsel dan Rain. Sejak kemarin ia berpikir, kayaknya jika ia melakukan itu juga akan seru.

Tidak hanya mereka berdua yang akan berada di apartemen ini, namun suara anak kecil juga akan memenuhi ruangan ini jika Langit mengizinkan.

Entah, sepertinya Starsa memang banyak meminta. Tapi Langit tak pernah sekalipun menolak permintaan Starsa sejak ia menyatakan cintanya hari itu.

Langit tidak ingin Starsa pergi dari hidup nya. Dan Starsa tidak ingin kehilangan Langit.

Lika liku pahit telah menjadi awal bagi cinta Starsa. Entah jika itu harus luka perih yang ia dapatkan, ia tak pernah peduli tentang hal itu.

Dan jika hanya penolakan yang ia dapatkan, ia juga tidak akan peduli. Bukan bodoh, tapi ia lebih memilih untuk mengikuti kata hatinya. Hatinya mencintai Langit. Hanya pria itu yang mampu mewarnai dunianya.

Jangan bilang Starsa bodoh, karena terus mengejar pria yang bahkan tidak pernah membalas perasaan kita sedikit pun, bukankah kalian juga begitu?

"Gimana kalo kita adopsi anak juga?"

Langit mengerutkan keningnya, "anak?"

"Loh kenapa, kakak gak mau?"

"Bukan gitu Starsa, Kak Asrar sama kak Dion aja belum kepikiran sampe situ. Lagian mereka juga belum nikah, masa kita mau ngelangkahin mereka?"

"Tapi kan kak, kata Kak Asrar juga gapapa, semisalnya kita mau nikah duluan, Kak Asrar gak akan larang. Kakak juga kemaren kan udah lamar aku. Masa yang beginian kakak nolak!" Serunya seraya memajukan bibir nya 5 senti.

"Tunggu operasi kamu, ya. Setelah itu, baru kita pikirin hal ini lagi. Gimana?" Kata Langit seraya mengusap bahu Starsa.

Sementara Starsa hanya bisa mengangguk dan memeluk tubuh Langit.

"Operasi kamu harus berhasil ya, Sa? Kamu harus janji jangan pernah tinggalin kakak lagi, Sa."

"Tinggalin Langit? Sejak kapan Starsa melakukan hal gila itu? Ah, Starsa ingat. Itu, waktu Langit memimpikan tentang dirinya."

"Starsa janji kak, Starsa gak akan pernah tinggalin Kakak, lagian ada Line sama Rain yang bakal operasi aku. Kakak percaya sama mereka kan?"

"Emm. kakak percaya. Kakak janji, setelah operasi kamu berhasil... Kakak__kakak akan menikahi kamu."

"Promise?"

"I'm promise babe."

***

Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat sepuluh menit. Sebuah mobil Porsche 718 Cayman Berwarna hitam terpakir di depan loby utama gedung kedokteran. Itu adalah Marsel dan Rain.

langit untuk starsa (End) Where stories live. Discover now