BAB 28

222 26 0
                                    

Jalanan kota bangkok pada hari ini sangat ramai, banyak orang hilir mudik tak seperti biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jalanan kota bangkok pada hari ini sangat ramai, banyak orang hilir mudik tak seperti biasanya. Mungkin karena hari ini bertepatan pada hari natal.

Beberapa pohon natal berdiri mengihiasi suasana kota. Anak kecil, juga terlihat gembira menggunakan kostumnya seraya membawa keranjang berisi permen.

Senyum Rain mengembang setiap melihat pemandangan yang indah itu. Kaca mobil terbuka, membuat suasana di dalam mobil menjadi sejuk karena angin jalanan.

Tak ada polusi, bahkan sampah di jalanan ini, itu yang menjadi alasan Rain sangat menyukai kota kelahiran.

Starsa juga ikut membuka kaca jendelanya, ia sedikit menyungsungkan Kepala nya keluar jendela untuk memberikan sebuah hadiah kecil kepada anak kecil yang menghampiri nya. Starsa memang sudah menyiapkan itu dari jauh-jauh hari, karena ia yakin akan ada pawai di jalanan pada dini hari.

Mereka juga sempat berhenti di toko mainan untuk membeli beberapa hadiah untuk anak panti dan Aroon.

Setelah setengah jam mobil itu berjalan,akhirnya mereka bertiga sampai di panti asuhan.

Rain lebih dulu meninggalkan mobil, dan mengambil beberapa barang yang berada di bagasi. Di bantu oleh Starsa yang tak kalah semangat nya, mereka berdua memang menyukai anak kecil. Terutama anak kecil yang penurut dan menggemaskan seperti Aroon.

"Buna Lain!!!!" Seorang anak kecil berlari memanggil Rain disana. Anak itu berlari kecil sambil memeluk boneka dinosaurus berwarna hijau. Itu adalah boneka pemberian Marsel.

Mendengar suara melengking dari arah belakang, membuat Rain yang sedang menurunkan barang menoleh. Ia sangat hafal dengan suara yang menggemaskan itu. Itu adalah suara Aroon.

"Aroon?!" Aroon memeluk Rain kencang sampai Rain terjatuh ke rerumputan itu. Untung saja posisi Rain sedang jongkok.

"Buna, Aloon kangen." Kata anak kecil itu sambil memeluk Rain.

Dari dulu Aroon memang sudah memanggil Rain dengan sebutan buna. Dan Marsel dengan sebutan Daddy. Itu juga mereka yang menyuruh Aroon untuk memanggil nya begitu.

"Daddy Malsel gak itut ya buna?" Tanya Aroon.

Rain mencubit pipi gemas, "daddy lagi ada dirumah kakek, Aroon. Jadi yang jemput kamu buna. Dan teman teman daddy Malsel. Gapapa kan?" Aroon mengangguk, sepertinya pria kecil itu paham dengan situasinya. Usia Aroon memang masih sangat muda, namun dia lebih pintar dibandingkan anak seusianya dan bahkan anak dua tahun di atas nya. Itulah mengapa alasan Marsel menyukai Aroon.

Pria kecil bernama Aroon itu menarik lengan Rain menuju panti. Ayunan tangan dan hentakan kaki mengalun senada irama. Segulum senyuman merekah menghiasi sudut bibir nya yang manis. Sepertinya pria kecil itu sangat gembira, karena hari ia akan di asuh menjadi keluarga yang telah merawat dia dan mengunjungi dia di panti sejak umur nya masih 8 bulan.

langit untuk starsa (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang