BAB 31

218 21 0
                                    

Langit malam hari ini terlihat begitu bersahabat di banding hari kemarin

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Langit malam hari ini terlihat begitu bersahabat di banding hari kemarin. Bintang bintang menggantung sempurna di samping bulan menghias langit.

Suara kembang api juga mulai terdengar.

Kini Starsa, Langit, dan sahabatnya yang lain sedang berada di sebuah villa. Itu adalah villa milik Marsel yang beratas namakan Rain.

Hari ini tepat seminggu dari hari kepergian Marsel. Suasana masih berkabung. Rain juga masih belum bisa menerima kenyataan yang pahit ini.

Sudah berkali-kali Starsa mencoba membujuk Rain agar pria itu mau bergabung dengan acara penyambutan tahun baru. Awalnya Rain sempat menolak, namun Aroon terus merengek agar bunanya juga ikut bersamanya.

Kepergian Marsel membuat hidup Rain berubah. Rain yang sekarang bukanlah Rain yang dulu. Tak ada keceriaan yang menyinari setiap langkahnya.

Untung saja semua sahabatnya nya selalu berada di sisi Rain. Mereka juga sempat bersyukur karena kehadiran Aroon membuat Rain sedikit lebih bersemangat.

Mereka tidak bisa membayangkan jika tak ada Aroon, mungkin Rain akan memilih untuk ikut bersama Marsel ke surga.

"Buna, Aloon punya ini untuk buna."

Aroon menghampiri Rain yang tengah melamun di sudut taman

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Aroon menghampiri Rain yang tengah melamun di sudut taman. Sambil memeluk buket bunga di tangannya. Rain tersenyum manis menerima bunga cantik itu.

Memeluk Aroon lembut seraya mengusap kepalanya, "Ma-makasih ya Aroon." Ucap nya dengan suara tercekat.

Aroon menatap bunanya khawatir, tangan mungilnya kini terjulur menghapus air mata di pipi Rain.

"Buna gak boleh nangis, nanti Daddy sedih." Kata Aroon.

Rain menggelengkan kepalanya, "engga sayang buna gak nangis kok," Bohong Rain seraya mengusap paksa air mata di pipinya.

"Aloon tau, buna pasti kangen Daddy kan? Tapi buna gak boleh nangis. Ibu bilang kalo kita nangis nanti arwah Daddy berat untuk pergi ke surga." Ibu adalah pengasuh Aroon di panti asuhan.

Rain membekap mulutnya, hatinya teriris. Berusaha untuk menahan air mata di pelupuk matanya. Ia langsung membawa Aroon ke dalam pelukan nya lagi. Kemudian ia menangis di sana.

langit untuk starsa (End) Where stories live. Discover now