Chapter 12

1.1K 163 23
                                    

Setelah berbaikan dengan kakaknya, tiba-tiba Blaze merasa perutnya lapar.

"Hehe, kak aku lapar" ucap Blaze sambil memamerkan giginya.

(Name) pun tertawa, adiknya yang satu ini selalu saja mempunyai tingkah yang membuat orang lain tertawa.

"Baiklah, ayo makan. Mau kakak suapi?" tawar (Name).

"Mau!" kapan lagi Blaze bisa mendapatkan kasih sayang seperti ini?

(Name) pun mulai menyuapi makanan dan tentu saja Blaze menerima nya dengan senang hati.

"Kak" panggil Blaze.

"Hm? Kenapa?" sahut (Name).

"Apa benar kakak yang membunuh ayah dan ibu?"

Selama ini, Blaze merasa kurang yakin jika kakaknya yang membunuh kedua orang tuanya. Karena, dari kecil ia mengenal kakaknya sebagai seorang anak yang berbakti dan kakak yang penuh kasih sayang.

Namun Halilintar mengatakan bahwa "Manusia bisa berubah kapan saja"

Itu jika kakaknya tidak menolong mereka berkali-kali. Ya, kakak nya selalu menolong mereka. Blaze merasa bahwa kakaknya tidak pernah berubah.

"Menurut Blaze?" tanya (Name) balik.

Blaze berpikir sejenak "Tidak" jawab nya.

"Baiklah, kakak akan memberitahu mu cerita sebenarnya"

"Masih ingat dengan paman Abraham?" tanya (Name).

"Ingat, dia sahabat ayah bukan?" tanya Blaze balik.

"Benar! Dan itu semua berawal dari..."

.

.

SISTER
.

.

"Apa? Blaze tidak pulang?" tanya Halilintar.

"Iya dan kami tidak tau dia pergi kemana" sahut Taufan.

"Kalian tidak usah khawatir, kata Tok Aba Blaze pergi menginap ke rumah temannya" jelas Gempa.

"Oh...syukur lah, aku takut terjadi apa-apa dengannya" sahut Ice.

"Lalu dimana kakak? Dia juga tidak pulang kan?" tanya Thorn dan diangguki oleh Solar.

"Persetan dengan dia, untuk apa kita peduli?" ujar Halilintar.

"Jaga mulut mu! Kak (Name) adalah orang yang baik!" bentak Solar.

"Itu dulu, sebelum aku melihatnya membunuh kedua orang tua kita dengan kedua mataku sendiri" balas Halilintar.

"Kau hanya tidak tau cerita sebenarnya!" kali ini Taufan ikut membentak.

"Kalian percaya dengan nya? Bukan kah sudah kubilang kalau manusia bisa berubah kapan saja"

"Kau yang berubah Hali! Kau tidak seperti Hali yang kami kenal dulu!" ucap Gempa.

"Terserah, aku tidak peduli. Karena aku akan tetap berada pada pendirian ku" ucap Hali lalu meninggalkan saudara nya yang lain.

Mereka semua menarik nafas panjang lalu menghembuskannya.

"Bagaimana dengan mu, Ice?" tanya Solar.

Ice mengangkat bahunya acuh tak acuh "Aku tidak mempercayai siapapun, sampai aku mengetahui fakta yang sebenarnya" ucapnya.

Saudara-saudara nya mulai tersenyum sampai mereka menjadi murung kembali karena mendengar perkataan Ice.

"Bukan berarti aku tidak membenci gadis itu"

SISTER : The Past (BoEl X Reader)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang