Chapter 14

1.1K 142 15
                                    

"Mereka pasti anak buah Dark King" ujar Ice saat melihat segerombolan alien yang sedang memasangkan bom di permukaan bulan.

"Benar"

"Apa yang akan kita lakukan, kak?" tanya Ice.

"Kita lebih baik mencegah mereka sebelum mereka menyebarkan bom itu lebih banyak lagi" ucap (Name).

"Kita akan menyerang mereka?"

"Ya, tapi akan lebih menarik jika kita melakukan serangan itu" ujar (Name).

"Serangan apa kak?" tanya Ice kebingungan.

(Name) menunjukkan senyum licik yang membuat Ice bergidik. Ini kedua kalinya Ice melihat senyum kakaknya yang itu, ia pernah melihat senyum itu saat ia kecil. Ya, saat dimana kakaknya menyusun rencana untuk membalas anak-anak yang mem-bully Blaze.

"Lihat ini" (Name) mengeluarkan sebuah benda dari tasnya dan melemparnya ke tempat alien-alien itu berdiri.

"Apa itu?" tanya salah satu alien.

"Tidak tau, ayo kita periksa" sahut alien lainnya, dan para alien itu pun berkumpul untuk melihat benda itu.

"Locked on"

Seketika alat itu aktif dan mengeluarkan jaring listrik. Jaring tersebut menangkap alien-alien itu dan menyetrum mereka. (Name) tersenyum puas melihat itu.

"Sebelum kalian menghancurkan sesuatu dengan listrik, harusnya kalian mencoba dulu bagaimana rasanya disetrum" ujar (Name) sambil berjalan keluar dari tempat persembunyiannya.

Ice merinding, sudah berapa lama ia tidak memperhatikan kakaknya sampai kakak nya berubah menjadi psikopat mengerikan? Tapi, jika diingat sepuluh tahun bukan lah waktu yang cepat.

Setelah kedua orang tua mereka meninggal, dia dan keenam saudara nya yang lain juga memerlukan waktu yang lama untuk memulihkan diri. Apalagi kakaknya yang memulihkan diri dan bangkit sendirian, pasti sangat kesepian dan sakit. Mendadak Ice merasa bersalah.

"Ice? Kenapa melamun?"

"Eh..tidak kak"

Ice berpikir sejenak 'Menyangkut masa lalu, mungkin ku tanyakan nanti saja'

"Yakin?" tanya (Name) memastikan.

"Iya kak, aku hanya memikirkan kenapa kita harus memakai helm berat ini di kepala kita?" tanya Ice dengan muka malasnya sambil mengetuk helm yang sedang ia pakai.

Ya, kakak nya juga memakai helm yang sama.

"Oh, ini helm agar kita bisa bernafas di luar angkasa"

"Tapi ini sangat berat, bahkan lebih berat dari panas es ku" keluh Ice.

(Name) menunjukkan ekspresi datar, tapi disisi lain ia juga senang. Sifat asli adik nya yang satu ini kembali.

"Bukan kah sudah kakak bilang tadi tidak perlu ikut? Kan kamu yang maksa"

Mendengar itu membuat Ice kembali bersemangat, sepertinya ia baru mengingat niat awalnya.

"Ah...aku hanya bercanda kak. Ayo kita kumpulkan bom itu" ucap Ice, (Name) mengangguk dan mereka pun mulai mengumpulkan bom listrik yang disebarkan di bulan.

***

"Tuan, anggota kita yang berada di bulan mendadak tidak bisa dihubungi!" lapor salah satu alien kepada tuan nya.

"Bagaimana bisa?"

"Tidak diketahui tuan, tapi ada kemungkinan kalau mereka sudah dihabisi"

SISTER : The Past (BoEl X Reader)Where stories live. Discover now