4

20 17 2
                                    

"Nanti kayak biasa, di kost gua."ucap Zara pada Danica, Andra dan Bima.

Tidak sadar sudah 3 bulan mereka menginjak bangku kuliah. Tugas - tugas individu maupun kelompok sudah mulai menghantui mereka. Hana dan lainnya sudah mulai akrab satu sama lain. Terutama dengan teman kelompok mereka masing - masing.

"Jam 1 kan ?"tanya Danica meyakinkan.

"Halah, mau gua jawab iya atau engga, sama aja lo dateng telat. Inget ya, yang telat yang dateng paling akhir beliin konsumsi."ucap Zara.

"Sans, beliin kacang atau pisang aja biar berhenti ngomel."sahut Andra.

"Dra ! Awas aja ya lo ga dateng lagi."

"Gua kemarin beneran sibuk elah, makanya ga dateng. Iya ntar dateng..."

"Hana tu nanti yang telat."sahut Bima.

"Gua mah selalu awal ye."ejek Hana.

"Hana sama siapa nanti ke Zara ?"tanya Andra.

"Jalan, deket juga dari kost."

"Bareng aja, Han."

"Jangan, Han. Dia rencana dateng telat, mau bawa - bawa lo dalam keterlambatan tuh."cegah Zara.

"Bangke, suudzon mulu. Kasihan lah panas - panas jalan."elak Andra.

"Ngga, ngga gaada bareng - bareng Andra. Gua butuh dia dateng awal. Kalo sama lo bisa - bisa dateng jam 8 malem."

"Hidih parah, temennya tega disuruh jalan panas - panas. Gak punya hati lo..."

"Sama Danica atau Bima aja lah. Gak bisa gua kalo nyerahin Hana ke lo."

"Heh, mbak...Danica datengnya mah juga telat..."ejek Andra.

"Gua suka telat gara - gara nunggu lo, sat."sahut Danica.

"Noh...denger ? Udah - udah apa kata nanti. Intinya dateng ya lo pada. Kalo ngga gua kasih bintang tu ntar di nama kalian. Mau ?"omel Zara.

"Ketua kelompoknya gua, kenapa Zara yang bawel ya ?"gumam Bima.

"HOOO, TUHH ! GANTI AJA ZARA KETUA KELOMPOK!"seru Andra.

"Gak ! Gue wakil ini, dah. Sana buru pulang, gak ada alasan telat masih makan, mandi segala macem ! Ada waktu 3 jam buat kalian masa kurang ?!"

"Siap bos, siappp."ucap Danica pasrah.

"JAM 1. CATET, JAM 1."ucap Zara lagi.

"Huhhh, nyonya besar. Lama - lama gua jahit tu mulut ya !"ucap Andra gemas.

"Nyenyenye..."ejek Zara.

"Lucu kalian tu, kayak tom and jerry."gumam Hana.

"Pengen gua cabik - cabik tuh Andra. Ngeselin lama - lama."

"Hadeh, ketularan Rahma, deh."

"Lo pulang dulu kan, Han ?"

"Iyalah...mau rebahan bentar capek."

"Nanti sama siapa ? Danica apa Bima ?"

"Jalan aja lah, deket juga."

"Sama Danica deh...ya ga ?"tawar Zara sambil menaik - naikkan alisnya. Tak hanya Dara, tetapi Zara dan Rahma telah tahu perihal perasaan Hana pada Danica. Mereka berdua cukup terkejut saat mengetahuinya. Rahma kurang setuju karena ia tahu Danica belum selesai dengan masa lalunya. Berbeda dengan Zara, yang tetap mendukung Hana untuk menggaet hati Danica. Dirinya juga tahu jika Danica belum sepenuhnya selesai dengan masa lalunya. Namun kesehariannya bersama Danica dan juga Hana cukup terlihat jelas bahwa sebenarnya Danica ada ketertarikan pada Hana, walaupun itu hanya sedikit. Namun baginya itu bukan masalah. Ia yakin suatu saat Danica bisa luluh pada Hana dan perlahan - lahan bisa melupakan masa lalunya sepenuhnya. Cukup biarkan waktu berjalan sendirinya dan nikmati keseharian bersama - sama. Mungkin, perasaan itu akan tumbuh sendirinya.

CUPID AMÓRWhere stories live. Discover now