25

7 3 0
                                    

"Han, lo serius cuma pesen minum ?"tanya Dara tak percaya. Di weekend ini, sehari free tanpa tugas dan laprak adalah hal langka bagi mereka. Tanpa basa basi, mereka memanfaatkan hari ini untuk bersenang - senang.

Hana bersama ketiga temannya dan juga Danica bersama dua temannya, pergi bersama - sama menuju cafe outdoor di sekitar kampus. Ya, hitung - hitung menjernihkan pikiran sebelum dilanda tugas, laprak, magang, skripsi dan lain - lain.

"Iya gue ga lapar banget, sih."jawab Hana seadanya.

"Jangan biasain ga lapar banget jadi alasan. Seenggaknya camilan apa kek, kentang, atau roti juga bisa."sahut Danica.

"Ekhm,"

"Ada yang masih care."sahut Andra.

"Ada yang salah ? Emang gak boleh perhatian sama temen sendiri ?"ucap Danica.

"Boleh, Dan. Boleh banget gak ada yang larang."ucap Rahma.

"Yang ga boleh itu bilangnya cuma temen, padahal ada perasaan lebih."sahut Zara.

"Andra itu mah."ucap Danica.

"Nggak. Gue ngakuin, kok. Gue ngakuin gue ada rasa ke Rahma. Cuma dia nya aja emang gak ada rasa ke gue, jadi wajar nyebutnya temen. Lah lo sama Hana ? Bilangnya temen, padahal sama - sama ada rasa."elak Andra.

"Mampus lo. Jawab apa lo, Dan."ucap Rahma puas.

"Lo yang jawab, Na."ucap Danica mencoba memancing reaksi Hana.

"Lah kok gua ?"sahut Hana kebingungan.

"Nah tuh, ditanyain gitu aja kagak ada yang mau jawab malah lempar - lemparan, lo kira quiz ?"ucap Andra lagi.

"Bacot lo pada, buruan benerin pesenannya ini."ucap Zara menghentikan perdebatan.

"Udah itu aja, Ra."ucap Hana.

"Nggak pesen makan beneran ?"tanya Zara meyakinkan.

"Nggak."

Sembari menunggu pesanan datang, mereka berbincang kesana - kemari tanpa arah. Dari huruf a hingga z semua mereka bicarakan. Hingga tak lama, pesanan mereka datang semua.

Andra yang memang merasa lapar, langsung menyantap pesanannya dengan lahap.

"Gak makan berapa tahun bro ?"goda Rahma saat melihat Andra makan begitu lahapnya.

"Sejak gue suka sama lo."sahut Andra.

"Buset, pantesan kek lapar banget. Udah lama gak makan ternyata, bertahun - tahun."sahut Zara.

Mereka menikmati semua pesanan mereka. Zara memesan mie goreng jawa dan mojito stroberi, Dara kebab sosis dan milkshake stroberi, Rahma bakso seafood dan mojito melon, Andra nasi goreng jawa dan mojito melon, Bima nasi goreng jawa dan milkshake vanila, Danica nasi goreng jawa dan mojito melon, Hana mojito stroberi.

Disaat teman - temannya telah menyantap makanan pesanannya, Danica sedari tadi masih sibuk memainkan ponselnya. Hingga akhirnya ia menyodorkan makanannya pada Hana yang kebetulan duduk di sampingnya.

"Kenapa ?"tanya Hana saat Danica menyodorkan makanannya.

"Makan lah."jawab Danica.

"Nggak. Kan kamu yang pesen."

"Buat kamu aja."

"Nggak ah, kenyang."

"Gak begitu lapar, bukan kenyang."

"Ya udah nggak. Makan aja sana."

Teman - teman yang lain hanya melirik perdebatan kecil Hana dan Danica hanya perkara sepiring nasi goreng.

"Tarlagi gue yang makan tuh."sahut Andra gemas.

"Suapin, Dan."sahut Rahma.

"Ini anak dua jagonya ngomporin emang."sahut Zara.

"Abis makan apa emang kok belum terlalu lapar ?"tanya Danica lagi pada Hana.

"Ya, ada lah tadi."

"Tadi malem ?"

"Belum lapar, Dan. Kamu makan aja udah."

"Jelas tetep kecil, makan sehari sekali."

"Dih ngejek."

"Berdua ya ?"

"Nggak."

"Makan aja sebisanya. Nanti aku lanjutin."ucap Danica tetap memaksa.

Hana yang tidak ingin debat terlalu panjang lagi, akhirnya terpaksa memakan nasi goreng itu. Walaupun sedikit, setidaknya perdebatannya dengan Danica tidak berlanjut.

Sebenarnya Hana tidak enak pada Danica. Kesannya ia seperti memberikan makanan sisa pada Danica, padahal ini pesanan miliknya. Hana kembali menyodorkan nasi itu pada Danica.

"Kamu dulu lah, kamu yang pesen."

"Gapapa duluan."

"Pamali."

Tanpa basa basi, Danica mengambil sesendok nasi lau memakannya. Setelah itu, ia kembali menyodorkannya pada Hana.

"Lah ?"ucap Hana kebingungan.

"Yang penting udah duluan. Lanjutin."ucap Danica.

"Ya ampun. Ada aja drama per nasi gorengan ini."gumam Dara.

"Balikan aja udah, balikan.... Berapa kali gue ngomong gini."sahut Andra.

"Belum waktunya, Dra. Sabar."ucap Zara.

"Belum waktunya mulu. Tapi gue udah gregetan lihat mereka berdua."ucap Andra.

"Gak usah dilihat, Dra. Kok ribet."sahut Danica.

"Hm. Ga salah sih, Dan. Yang salah itu kalian selalu begitu di hadapan gue."ucap Andra.

"Keep calm, Dra."

"Pala lo calm."ucap Andra gemas.




You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 28, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

CUPID AMÓRWhere stories live. Discover now