20

9 4 1
                                    

Semenjak putus, Hana dan Danica tampak asing saat di kampus. Tidak banyak yang tahu, hanya Zara, Dara dan Rahma saja yang tahu. Ya mungkin yang lain juga tahu namun tidak enak untuk bertanya pada Hana dan Danica. Apalagi saat kerja kelompok, Hana dan Danica tidak bicara sama sekali seperti biasanya. Mustahil jika Andra dan Bima tidak peka dengan perubahan sikap mereka berdua.

"Kalian putus ?"tanya Bima akhirnya setelah lumayan lama menyimpan rasa penasaran mereka.

"Kenapa ?"Danica balik bertanya.

"Udah jarang bareng. Diem - dieman juga."ucap Bima.

"Alah, mungkin cuma bertengkar doang, Bim."sahut Andra.

"Putus."jawab Danica cepat.

Bima dan Andra hanya ber-oh ria tidak melanjutkan bertanya yang lain.

"Kenapa, Dan, kalo boleh tau ?"tanya Andra yang sepertinya cukup penasaran. Pasalnya, di kampus mereka selalu tampak biasa saja tidak ada masalah.

Danica hanya mengangkat bahunya.

"Lo yang mutusin, Dan ?"tanya Andra lagi.

"Dia."

"Masih sayang ga lo, Dan ?"tanya Bima kali ini.

"Masih."

"Duh, tarlagi semester 5 kita ya cuy."ucap Andra mengalihkan perhatian.

"Ini kelompok beneran ga berubah ya sampe lulus ?"tanya Danica.

"Nggak."jawab Bima.

"Kenapa, Dan ? Kan lo masih sayang harusnya seneng dong."lanjutnya lagi.

"Hana juga masih sayang kayaknya."sahut Andra.

"Ga mau ngajak balikan, Dan ?"tanya Bima.

"Nggak dulu. Dia mungkin masih butuh waktu."

"Tapi lo masih nunggu kalian bakal balik bersama lagi gak ?"tanya Andra.

"Masih."

"Sampe ?"

"Ya sampe gue tahu sendiri kalo dia udah gak ada harapan apa - apa lagi sama gue."ucap Danica.

"Kalau mau ngajak balikan jangan kelamaan deh, Dan. Takutnya keburu diambil orang."sahut Bima.

"Ya mungkin emang takdirnya aja bukan buat gue."jawab Danica.

"Ikhlas emang lihat dia sama yang lain ?"tanya Andra kali ini.

"Mau nggak mau harus ikhlas, kalo emang gue bukan takdirnya."jawab Danica lagi.

"Oke, oke. Semangat, Dan."ucap Andra.

"Jangan jadi sadboy ya, bro."sahut Bima.

"Paling anti."

•••

Tidak terasa hari ini adalah hari terakhir mereka UAS. Dengan segala persiapan yang telah disiapkan jauh - jauh hari, Hana dan temannya yang lain telah siap untuk balik kampung nanti malam.

"OMOOOO, SEE YOU SEMESTER 5 YA CINTA - CINTAKU !"seru Rahma sedih akan berpisah selama 1 bulan lebih bersama teman - temannya.

"Jangan kangen aku yaaaaa."sahut Zara.

"YA AMPUN, GA NYANGKA KITA UDAH SEJAUH INI."sahut Dara.

"Zara, Hana, kerja kelompoknya udahan dulu ya."sahut Bima tiba - tiba.

"Selawww, selamat berliburan ketiga pandawa ku."ucap Zara.

"Duh, jadi kangen kerja kelompok."sahut Andra.

"Dih ? Jarang kontribusi juga."sahut Hana.

"Hana selamat liburan ya."ucap Bima.

"Jangan berpaling ke hati yang lain, Han. Nanti temanku yang paling ganteng itu jadi sadboy."ucap Andra.

"Kamu juga jangan berpaling, Dra. Sabar aja mungkin semester 5 bisa dapetin Rahma."balas Zara.

"Tai."gumam Andra.

"Happy weekend, Na."ucap Danica pelan saat posisinya dengan Hana cukup dekat.

"You too."balas Hana singkat.

"Kita berempat pulang dulu ya para pandawaku. Selamat bersenang - senang di kampung halaman yak. See u semester 5 !"pamit Zara pada Andra, Danica dan Bima.

"Rahma hati - hati di jalan, ya ! Kita kapan jalan - jalan ?"ucap Andra.

"Kapan - kapan."jawab Rahma.

"Tunggu jadi pacar dulu, baru jalan bareng lah."sahut Dara.

"Dianya nggak mau, Ra."ucap Andra.

"Udah, ah, ayo pulang. Jangan ladenin Andra tai kucing itu."ucap Rahma lagi.

Mereka berempat pun pulang terlebih dahulu setelah berpamitan dengan yang lain.

•••

Sepanjang perjalanan, Hana hanya melamun. Pikirannya masih terisi oleh Danica. Ia sebenarnya sedikit menyesal dengan begitu saja memutuskan hubungan mereka. Namun sudah terlambat, ia merasa malu hendak mengajak Danica kembali lagi. Sejujurnya ia sangat rindu sekali berbincang dan keluar bersama Danica. Bahkan saat kerja kelompok, ia dengan susah payah harus menahan diri tidak berbicara dengan Danica. Bukan karena apa, tapi Hana bingung bagaimana memulai pembicaraan bersama Danica.

Sebenarnya, saat tadi Danica mengajaknya berbicara terlebih dahulu sejak beberapa minggu lalu, ia sudah cukup senang. Walaupun itu hanya beberapa kata saja. Ia sangat rindu Danica.



CUPID AMÓRWhere stories live. Discover now