21

6 3 0
                                    

"Kenapa putus ?"tanya Alea, begitu tahu saudaranya itu telah putus dengan Danica.

"Entahlah."

"Lo masih sayang kan sama dia ?"tanya Alea lagi.

"Masih."

"Balikan aja. Danica pasti masih sayang banget sama lo."

"Lagian lo sih, pake mutusin segala. Nyesel kan lo sekarang ?"lanjut Alea.

"Ya habisnya dia kayak ga percaya sama gue, Le."ucap Hana.

"Bukan ga percaya sebenernya, Na. Dari cerita yang pernah lo ceritain ke gue tentang hubungan dia sama mantannya, dia itu takut."ucap Alea.

"Takut dibohongin lagi dan takut kejadian itu terulang lagi ke dia."lanjut Alea.

"Sama aja ga percaya, Le."ucap Hana.

"Iya iya... Memang susah, Han. Dia sendiri juga pasti udah berusaha keras buat nyembuhin lukanya karena udah dibohongin sama orang yang dia sayangin. Gue yakin pasti banyak pertimbangan dari dia sendiri, untuk ngeyakinin dirinya buat bisa buka hati ke orang lain dan berusaha percaya. Tapi ya... namanya trauma ya. Walaupun sedikit, masih ada rasa takut itu yang buat rasa kepercayaannya terhadap seseorang turun."jelas Alea.

"Tapi kan, Le... Kesannya jadi gimana ya ? Gue udah ngasih kepercayaan gue ke dia loh buat tetep berhubungan baik sama Kak Laras. Tapi sebaliknya gimana ? Gue berhubungan baik sama Rama aja dia ga percaya."

"Aduh gimana ya, Han ? Gue paham perasaan lo. Gini deh, sebenernya, lo juga takut kan kalau di belakang si Danica tiba - tiba main belakang sama Kak Laras ? Pasti, Han. Gue yakin pasti ada kekhawatiran itu di dalam diri lo. Tapi mungkin, lo selalu berusaha buat ngeyakinin diri lo kalo Danica ga mungkin ngelakuin hal itu. Dan lo juga berusaha buat ga nunjukin rasa khawatir itu ke Danica."

"Tapi, Han... Beda sama Danica. Dia punya traumanya sendiri. Ya entahlah berapa kali dia dibohongin sama seseorang sampe ngebuat dirinya bener - bener susah untuk percaya sama orang. Yang pastinya, dia itu pasti udah berusaha buat percaya sama lo Han, cuma ya emang gak semudah itu."lanjut Alea lagi.

"Ya udahlah. Nasi udah jadi bubur."ucap Hana.

"Ya udah, terserah lo. Sayang banget sih kalo menurut gue harus berakhir putus cuma gara - gara masalah itu."ucap Alea pasrah.

"Takdirnya emang begini kali."

"Takdir bisa loh diubah, kalau lo mau berusaha."sahut Alea.

"Udahlah, Le."

"Lo yakin mau menghiasi liburan panjang ini dengan kegalauan ?"tanya Alea.

"Gue gak galau."

"Dih ? Sok baik - baik aja. Padahal mah isi pikirannya amburadul."sindir Alea.

"Manusia berisik."

•••

Hampir sebulan sudah, Hana dan Alea mengisi liburannya di rumah saja. Hanya menonton film, bereksperimen di dapur, workout dan kegiatan lainnya. Namun ternyata, berusaha agar sesibuk apapun itu, Hana masih tidak bisa menjauhkan pikirannya dari Danica. Ia benar - benar tidak ada komunikasi lagi dengan Danica semenjak putus.

"Le, gue kangen."ucap Hana tiba - tiba.

"Gue kangen Danica."lanjutnya lagi.

Alea hanya menghela nafas kasar. Ia sudah mengira jika saudaranya akan merindukan sosok Danica.

"Gak usah dikasih tahu, gue udah tahu."sahut Alea.

"Gue harus apa dong ?"

"Ya chat atau telpon, ajak balikan, udah."jawab Alea ringan.

"Gamau."

"Ya udah. Diem - diem aja deh lo, sampai lulus, sampai ga ketemu sekalian."

"Le..."

"Lo yang mutusin juga. Ya kalau mau balik ya lo yang ajak dia balikan."

"Justru itu, Le. Gue yang mutusin kok gue yang ngajak balik ? Malu, dong."

"Lo berharap dia yang ngajak balikan gitu ?"

Hana mengangguk pelan.

"Betah - betah aja deh lo di fase menunggu lagi. Bedanya, kali ini di fase menunggu diajak balikan."

"Tapi menurut lo dia masih sayang kan sama gue ? Masih ada tanda - tanda balikan, kan ?"tanya Hana berusaha meyakinkan diriny sendiri.

"Kalau sayang masih sih, kayaknya. Kalau tanda - tanda balikan, ya gue gaktau. Ada kali, walaupun dikit."

"Ish, ga asik lo."

"Lah ?"

"Minimal kasih sodara lo harapan kek. Biar semangat."ujar Hana dengan wajah cemberut.

"Lah gue udah bilang dia masih sayang kok."

"Masa tanda - tanda balikan cuma dikit, Le ?"

"Gue gaktau, Han. Lo kira gue peramal apa ?"

Alea mendengus kesal. Ia tahu betul, jika saudaranya itu sedang galau pasti sikapnya benar - benar di luar nalar.

CUPID AMÓRWhere stories live. Discover now