24

8 3 0
                                    

Setelah sekian lama Hana dan Danica terlihat begitu asing, akhirnya kini mereka mulai membiasakan diri untuk kembali akrab selayaknya teman. Zara dan teman Hana dan Danica lainnya turut senang melihat mereka berdua kembali akrab walau tidak seakrab dahulu.

"Ketawa mah ketawa aja, Na."sindir Danica saat melihat Hana hanya mengulum bibirnya menahan tawa saat Andra dan lainnya mengeluarkan jokes mereka saat kerja kelompok.

"Gak usah sok jaga image lo, Han."sahut Andra.

"Apaan, dah."ucap Hana malu dengan tatapan matanya yang masih terfokus di laptop.

"Hana mah serius ngerjain tugasnya. Jangan diganggu setan."ucap Zara.

"Oh iya, Hana bukan kaum kita. Orang serius ga diajak."ucap Danica.

"Dih ? Main circle - circle."ucap Hana.

"Gapapa, Han. Kita sama mereka kan emang gak sederajat. Kita pure manusia, mereka setengah manusi setengah setan."sahut Zara.

Mendengar sahutan Zara, akhirnya Hana tertawa lepas.

"Ketawa juga bocah satu ini."gumam Danica.

Hana yang termasuk ke dalam kaum wajib memukul orang saat tertawa, ia refleks memukul Danica yang berada di sampingnya. Danica yang telah terbiasa dengan hal itu saat mereka masih pacaran hanya pasrah.

"Lah, mulai dah nih bocah."gumam Danica lagi.

"Kasian, Han. Jangan dipukulin terus si Danica ntar gepeng."sahut Bima.

"Biarin, Bim. Sekalian melampiaskan kekecewaan ke Danica."sahut Andra.

"Danica nya aja slow. Udah kebiasaan dia, tuh."ucap Zara.

"Maaf, maaf. Tangan gatel sih kalo ga mukul orang waktu ketawa."ucap Hana.

"Ya kan ada Zara juga di samping lo, kenapa harus Danica."pancing Andra.

"Kasian kalo Zara."

"Ke Danica ngga ?"

"Nggak. Udah biasa dia."ucap Hana lagi.

"Oh... Udah biasa ceritanya..."goda Andra.

"Balikan yuk, Na ?"sahut Danica tiba - tiba membuat Hana dan yang lainnya terkejut.

"Gila."ucap Hana kemudian.

"Ada orang diajak balikan jawabnya gila."ucap Andra.

"Ada, tuh Hana."sahut Bima.

"Ga ah. Suka iseng emang ni anak."ucap Hana lagi.

"Nampaknya aku tidak melihat keisengan di wajah Danica."ucap Andra.

"Iya menurut lo."ucap Hana lagi. Sebenarnya ia salah tingkah saat mendengar Danica berbicara seperti itu tiba - tiba.

"Dan, lo serius ga sih ? Anak orang jangan dibercandain."sahut Zara.

"Kapan gue bercanda masalah perasaan ?"sahut Danica membuat Hana semakin salah tingkah.

"SIYAPPP !"seru Andra dan Bima bersamaan.

"Sst, jangan bercanda. Kembali ke laptop."ucap Hana mengalihkan pembicaraan.

"Ga asik, sukanya ngalihin pembicaraan."gerutu Andra.

"Udah nunggu kepastian nih gue."ucap Bima.

"Bercanda. Nyairin suasana doang."sahut Danica tiba - tiba.

"Tolol. Bikin jantung anak orang gejedar gejedor ae lo."sahut Zara.

"Lo bisa dengerin suara jantungnya Hana, Ra ?"tanya Bima.

"Bisa. Emang si Andra ? Dengerin suara hati Rahma aja ga bisa."sindir Zara.

"Bangsat lo, Ra."gerutu Andra.

"Dra, gue tau lo orangnya setia sama Rahma. Tapi yang jadi masalahnya, si Rahma juga setia sama pacarnya. Udah deh, cari yang lain, Dra. Gue tau lo orangnya tulus, gue tau lo bukan orang yang bakal ngerusak hubungan orang lain walaupun lo sesayang itu sama dia. Jadi udah ya ? Berhenti nungguin Rahma ? Gue ngomong gini karena kasihan sama lo, Dra."ucap Zara.

"Lo gak harus kasihan sama gue, Ra. Gue tau yang gue lakuin sia - sia. Tapi yang jadi masalahnya, gue sendiri gak bisa ngehilangin perasaan ini, walau gue sadar dia gak bakal menoleh ke arah gue sedikitpun."balas Andra.

"Cari yang lain, Dra..."sahut Bima.

"Gak bisa gitu, Bim. Kesannya nanti gue cuma jadiin dia objek untuk bantuin gue move on dari Rahma. Gue gak mau move on dari Rahma jalur orang lain. Gue mau perasaan gue ke Rahma hilang sendirinya dari diri gue sendiri. Gue gak mau jadiin orang lain sebagai pelampiasan untuk move on dari Rahma."jawab Andra.

"Orang tulus emang beda."ucap Danica.

"Oke. Goodluck, Dra. You deserve better than her."ucap Zara.

"Orang tulus bakal ketemu sama orang yang lebih tulus juga nantinya kok, Dra."sahut Hana.

"Kalian juga kalo masih sama - sama sayang cepet balikan. Jangan sampai nyesel di akhir."ucap Andra menyinggung Hana dan Danica, membuat keduanya hanya terdiam.

"Lawan ego dalam diri kalian masing - masing. Jangan terus berlindung di balik kata gengsi. Yang ada bikin nyesel nanti. Gue kasih tahu ya, Han. Danica masih sayang sama lo. Dan lo gak perlu kasih tahu, gue juga tahu lo masih sayang sama Danica."lanjut Andra lagi.

"Udah, nanti juga bakal balikan sendiri mereka mah."sahut Zara.

"Plot twistnya, jangan - jangan udah balikan nih diem - diem ?"sahut Bima.

"Belum."jawab Hana dan Danica bersamaan.

"Loh belum ?"pancing Andra.

"Oh, belum..."sahut Bima.

"Belum gais. Belum loh. Bukan berarti nggak bakal balikan, catat."sahut Zara.

Hana hanya terdiam sambil menunduk menahan malu. Sedangkan di sisi lain, Danica tertawa kecil dan menyenggol sikut Hana pelan karena gemas melihat reaksi Hana.


CUPID AMÓROnde histórias criam vida. Descubra agora