19

11 4 0
                                    

"Na, kayaknya Danica cemburu ya lo masih sering main sama Rama."ucap Zara.

"Mm, iya Na. Gue perhatiin kayaknya bener."sahut Dara.

"Ya lo kok bisa masih sering sama Rama, sih ?"sahut Rahma juga.

"Kan satu organisasi. Temen SMA juga, wajar kan kalo kadang masih sering bareng gitu ?"jawab Hana.

"Ya sih. Tapi kayaknya Danica cemburu, tuh."ucap Zara.

"Lah, tapi Danica nya sendiri juga gitu kan sama Kak Laras ? Sama - sama pecinta alam di SMA nya, kalau ada diklat alumni kan tetep campur tangan, ketemu dong."sahut Rahma.

"Iyaaa, sih. Ya udah pesen gue cuma kalian harus saling percaya satu sama lain aja, deh. Baik - baik tu hubungan, jangan sampai tiba - tiba jadian, tiba - tiba kandas juga."ucap Zara.

"Sst, omongan lo."bisik Dara pada Zara.

Hana hanya terdiam. Memang benar, hubungan mereka sejauh ini baik - baik saja. Tapi sepertinya belakangan ini Danica mulai cuek lagi dan sepertinya terlalu cemburu ketika Hana bertemu dengan Rama. Padahal, saat Danica bertemu dengan Laras, dengan terpaksa Hana harus bersikap biasa saja, karena pada dasarnya Hana telah percaya pada Danica seutuhnya.

•••

Malam ini, Hana janjian keluar dengan Danica. Mereka pergi hanya sekedar untuk mencari makan dan berbincang - bincang.

"Danica, can i ask u something ?"tanya Hana.

"Sure."

"Kamu percaya ga sama aku ?"

"Hah ? Maksud kamu apa, Na ?"Danica balik bertanya. Ia kebingungan.

"Aku satu organisasi sama Rama, aku kadang masih meet up sama dia sama temen SMA aku juga. Kamu percaya sama aku ?"tanya Hana lagi.

Danica terdiam sejenak. "Aku percaya sama kamu. Tapi sama Rama aku ga percaya."

"Aku cuma tanya kamu percaya sama aku atau ngga."ucap Hana pelan.

"Percaya, Na."

"Tapi tiap kali aku ada urusan yang mengharuskan aku berkomunikasi sama Rama, kamu berubah."ucap Hana pelan.

"Aku tau kamu pasti cemburu. Siapapun pasti cemburu kalau ada di posisi kami, Dan. Tapi aku beneran udah ga ada rasa sama Rama."lanjut Hana.

"Aku tahu. Aku paham Na, kamu sama Rama udah selesai. Tapi yang aku takutin, semakin sering kalian ketemu, aku takut rasa itu muncul lagi."ucap Danica lirih.

"Berarti kamu ga percaya sama aku, Dan. Aku udah punya kamu loh, aku ga bakal aneh - aneh sama yang lainnya selama aku udah punya kamu."

"Aku cuma takut, Na."

"Aku sebenernya juga ngerasa gitu, Dan. Kamu sama Kak Laras juga dari sekolah yang sama, kalian pernah satu  organisasi, kadang juga masih sempat keluar bareng kan ? Tapi aku berusaha untuk gak cemburu, Dan. Soalnya aku udah naruh kepercayaan aku sepenuhnya ke kamu kalau kamu ga akan bohongin aku."ucap Hana.

Danica hanya terdiam.

"Tapi kayaknya kamu ga bisa ya percaya sama aku ? Bahkan meskipun kita udah sejauh ini ?"lanjut Hana.

"Na..."

"Kita putus aja kali ya, Dan ?"ucap Hana tiba - tiba.

"Na ? Jangan pernah ucapin kalimat itu."

"Aku gak bisa, Dan, kalau harus ada di hubungan yang  gak didasari kepercayaan."ucap Hana.

"Aku antar kamu pulang, Na. Kamu kayaknya butuh istirahat."ucap Danica.

Tanpa menjawab ucapan Danica, Hana berdiri mengikuti Danica keluar menuju motornya. Keduanya hanya terdiam selama perjalanan pulang hingga sampai di kost Hana.

"Aku serius Danica, kita udahan aja ya ? Mungkin temenan lebih cocok buat kita."ucap Hana.

"Na..."ucap Danica lirih.

"Hati - hati, Dan. Besok jangan sampai telat ya ! Aku besok bareng Dara aja."ucap Hana lagi.

Danica tidak bisa berkata apa - apa lagi. Ia tidak percaya Hana memutuskannya begitu saja.

CUPID AMÓRWhere stories live. Discover now