Namamu Dalam Karyaku

36 8 7
                                    

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Waktu itu kita cuma akrab untuk bisa menjadi dekat.
Tapi dekat bukan berarti saling mengisi dan memahami. Benar bukan?
Kita memang banyak interaksi, ada banyak hal yang kita bagi untuk bisa saling kita kerjakan bersama-sama.
Tapi, sebatas interaksi tak membuat kita mengerti banyak hal antar sesama.

Arjuna...
Kita tahu kan? Kalau interaksi tanpa koneksi tak akan pernah membuat kita saling terhubung.
Jika kamu lelah, terkadang rasa lelahmu tidak melebihi kelelahanku.
Sama halnya terkadang tawamu itu tidak menjadi perwakilan tawaku.
Tapi memang nggak semua hal harus saling terhubung, dan nggak semua interaksi perlu hasil.

Kadang ya, Jun...
Interaksi kita yang tanpa koneksi itupun menyisakan beberapa hal yang membekas, termasuk hal-hal sederhana yang kita lakukan bersama.
Tapi lagi dan lagi, interaksi tanpa koneksi tak akan mampu terhubung agar saling mengerti dan mengisi.
Tanpa aksi dan tanpa harmonisasi, rasanya interaksi hanya sebatas tahu namun lepas dari isi.

_Rens_

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Rensa hampir saja membabat habis satu buah novel yang baru dibelinya kemarin. Dia menikmati setiap alur dan konflik di dalam novel, terkadang dia menyusut hidungnya, mengusap matanya yang berair, atau meringis salah tingkah pada sesuatu yang dibacanya. Hingga hari mulai surut untuk membuat rensa menutup novel itu dan melangkah keluar kamar, mencari hidangan untuk mengisi perut.

Baru sampai di ambang pintu kamar sebuah bunyi pemberitahuan muncul dari benda pipih yang tergeletak di kasur rensa, karena penasaran bunyi notifikasi dari siapa, rensa meraih benda pipih itu. Karena merasa heran juga sejak berjam-jam berdiam diri membaca novel sampai nyaris selesai baru saat dirinya istirahatlah ponselnya berbunyi.

Ilma Osis : Benerin otak konslet di mana, sih?

Bunyi pesan yang rensa baca dari temannya itu.

Kenapa sih? |

Ilma Osis : Si Nadhim malah koar-koar ke Juna aku udah official ama dia. Edann, Nadhim!

Weh, kok bisa gitu? |
wkwk, nadhim gabisa jaga rahasia |

Ilma Osis : Gue lebih ngeri lagi kalo Juna juga mulutnye ember ke anak-anak lain.

Yaudah sih, mending nadhim ama juna| di wanti-wanti jangan sampe boom di OSIS.

Ilma Osis : Udah. kesel bangett, deh. Pengen aku sentil ginjalnya!!!

Rensa hanya bisa tersenyum-senyum menanggapi pesan dari temannya itu, baru beberapa hari berhubungan saja sudah mulai bermasalah. Rensa menggeleng singkat kemudian melemparkan asal ponselnya, hendak melangkah keluar lagi. Tiba-tiba.

"Drrrt!"

Ponselnya bergetar lagi, rensa melongok sedikit ke ponselnya, sebuah pemberitahuan terlihat dari layar yang berkedip.
Satu pesan email masuk.
Tunggu, apa itu?

Selamat, ya!

Karyamu berhasil menjadi salah satu karya yang dibukukan dalam buku kumpulan...

Aksara Untuk ArjunaWhere stories live. Discover now