Pemegang Jabatan

20 4 5
                                    


¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤
Mereka mungkin tidak akan tahu bagaimana kemelutnya batin ketika memaksa mengunci diri dari berisiknya rasa yang kadang secara tiba-tiba ingin diteriakkan.

Mereka mungkin bisa menganggap canda antara kita sebatas canda yang tidak perlu ada curiga. Meski nyatanya ada bisik yang menginginkan ungkapan lebih dari sekedar kata 'bercanda'.

Tapi tentu saja, mereka tidak akan tahu dan tak mungkin akan tahu karena semua itu terbungkam begitu dalam dari diri yang mendekap semua kata dan harap itu pada palung yang dalam disebutnya hati.

"Lain kali saja, lain waktu saja. Ah, kapan-kapan saja."
Terus, iru hanya jadi repetisi rencana untuk membuat jarak terkikis, atau setidaknya rasa yang mendekam itu terlepaskan sebentar dan hanya sedikit.

Tapi penolakan atas pergelutan akal dan hati tak pernah serasi, ujungnya tetap menjaga diri dan hati.

¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤¤

Rensa sudah duduk begitu lama menyimak pembahasan yang sudah bisa disebut lama.

"Kandidat yang dipilih sudah disepakati dan sudah atas persetujuan yang berssangkutan..." Suara lantang dari pimpinan Rapat membuat semua orang yang semula tertunduk lelah dan tersearng kantuk seketika mengangkat kepala.
Sedangkan di papan tulis itu telah terisi tulisan yang cukup besar dan menarik perhatian.

Kandidat Ketua dan Wakil Ketua OSIS periode 2018/2019 :

Pasangan 1 : Arjuna - Nadhim
Pasangan 2 : Habibi - Musam
Pasangan 3 : Nasih - Iam

Pemilih Ketua OSIS akan dilaksanakan pada : September 2016 (tanggal menyusul)

Rensa merasakan ada seseorang menoel punggungnya, dan itu tak lain adalah Ilma,

"Nih kita jadi pake konsep itu nggak? Pake maskot? Ntar masuk ke anggaran dana Sie. Dekor." Ucapnya mulai memancing diskusi.
Rensa mulai mencoret-coret buku agenda coklat yang sering dia gunakan untuk keperluan rapat organisasi, di sebelahnya ada kawan-kawan yang juga ikut mencoret-coret buku itu.

Sampai berlangsung cukup lama untuk kemudian rapat hari itu berakhir, Rensa merasakan pantatnya yang perih dan panas karena terlalu lama duduk, dia merenggangkan tubuh dan otot-ototnya membuat tubuhnya mengeluarkan beberapa bunyi-bunyian.

"Heh, berasa jompo banget lo, Rens. Ampe bunyi kretek-kretek gitu. Hahaha ..." Suara yang membuatnya terkejut datang dari laki-laki yang sudah sangat lusuh penampilannya, seragam batik biru yang sudah dikeluarkan, wajah yang begitu lesu namun senyum sumringahnya tetap terjaga oleh selera humornya.

"Hihh, Nadhim! Bikin kaget aja! Untung nggak copot nih jantung."

"Hahaha, kalau copot ganti jantung pisang, noh. Wes berasa omahe dewe mulet ra ndelok-ndelok situasi. (Dah berasa rumah sendiri meragangkan otot tidak liat-liat sekitar)."

Rensa hanya terkekeh malu, dan beranjak menuju Ruang OSIS yang ditemuinya hanya terdapat 2 manusia laki-laki dan 3 manusia perempuan.

Nadhim begitu hebohnya menghampiri Arjuna yang sedang memasang speaker bluetooth dari ponselnya segera mengambil alih ponsel dari tangan Juna.

"Jangan nyetel dangdut ih, males aku..."

"Biarin, emang napa sih? Dangdut kan asyikk. Satru, Dhim. Setelin Satru."

Aksara Untuk ArjunaWhere stories live. Discover now