Bagian Awal.

826 79 15
                                    

Haloo
Happy Reading
***

Terik matahari terasa menyengat kulit kala itu, Xiaojun ingat betul hari dimana sang Ayah mengantarnya bersekolah menggunakan motor jadul yang ia beri nama 'Rambo'. Katanya biar keren saja, agar seperti si rambo tangguh yang di film.

Xiaojun putra sulung Na Yuta selalu ingat kebersamaanya dengan sang Ayah. Yuta adalah panutanya, kesederhanaan yang selalu Yuta ajarkan padanya selalu ia pahami.

Mereka pada dasarnya bukan keluarga kurang mampu atau membutuhkan belas kasihan orang lain, malah sebaliknya. Keluarga mereka kelewat mampu dalam segala hal, dan itu tak lepas dari perjuangan seorang Ayah yang rela bekerja keras demi membuat kekasih hidup dan anak-anaknya bahagia dan merasa cukup.

"Yah, kalau nanti Gege menikah. Gege mau menikahi orang seperti Ayah." Ungkap Xiaojun berhayal. Kala itu ia masih duduk dibangku sekolah menengah atas.

Yuta terkekeh, "Kalau begitu, coba sini bawa calon mu di hadapan Ayah dulu kalau dia berani."

"Kita lihat seberapa tangguh dia bisa ngerebut kamu dari Ayah." Keduanya tertawa, padahal perkataan Yuta cukup membuat siapa saja yang mendekati anak-anaknya bergetar takut.

Xiaojun mengeratkan pegangnya pada pinggang sang Ayah. Menikmati bahu kokoh yang selalu di tunjukan dan siap menjadi penopang bagi keluarga.

"Yah, kenapa Ayah ga ngebiarin anak-anak Ayah berangkat pulang sendiri? Gege udah gede gini, Ayah kan bisa fokus ke si kembar aja sebenarnya." Xiaojun kembali membuka percakapan.

"Selagi Ayah masih bisa handle semuanya, kenapa Ayah harus fokus ke salah satu?" Yuta balik bertanya.

"Bukan gitu atuh Ayah, maksud Gege biar Ayah ga repot aja gitu." Jelasnya.

"Ayah ga merasa repot sama sekali, kalian tanggung jawab Ayah. Sudah sewajarnya Ayah begitu ke kalian."

"Iya deh iya terserah Ayah." Yuta menghentikan rambo saat sudah berada tepat di depan gerbang rumahnya. Xiaojun turun dari motor jadul Yuta, membukakan gerbang untuk sang Ayah bisa memasukkan rambo ke dalam garasi. Setelahnya mereka melangkah memasuki rumah.

"Gege sama Ayah pulang." Seru Xiaojun memberi tau seisi rumah kedatangan keduanya.

Yuta tampak acuh, melanjutkan langkahnya menuju kamar bermaksud menyimpan jaket yang ia gunakan dan mengganti baju rumahan. Pun Xiaojun mengikutinya, ia masuk ke kamar tepat di sebelah kamar kedua orangtuanya.

Dari jauh samar ia mendengar perdebatan si kembar yang sedang adu argumen, entah mengenai apa Xiaojun masih tidak bisa memahami keduanya. Ia juga sempat melihat adik manisnya menemani Winwin di dapur yang sedang menyiapkan makan siang.

Sesekali sang adik bertanya pada Winwin tentang berbagai hal yang ia lihat saat Winwin memasak. Xiaojun hanya tersenyum kembali melanjutkan langkah. Ia akan menyusul nanti setelah berganti pakaian, entah menyusul Winwin dan adiknya atau pada si kembar.

Tapi sepertinya untuk saat ini, ia akan lebih memilih opsi pertama. Biar Ayah yang mengurus si kembar nantinya, pikir Xiaojun.

Sekembalinya ia dari kamar, ia sudah melihat Yuta bersama si kembar. Ikut dalam perdebatan yang menurutnya sulit dipahami, ia hanya menggeleng heran kemudian menghampiri Buna dan adiknya.

Heroes : NaUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum