Bagian Sembilan : Na Renjun

270 41 10
                                    

Haloo
Happy Reading
***

Dua hari terlewati, dua hari pula Yuta masih bisa merasakan keanehan dari putra kembarnya meski sekarang mereka terlihat lebih baik setelah kedatangan Xiaojun.

Selama itu, Yuta hanya berbagi dengan Winwin. Mengkhawatirkan banyak hal yang bisa terjadi pada kedua putranya. Terlalu sering pula tidurnya tidak lelap sama sekali.

Tapi topengnya sangat bagus, berhasil terlihat baik-baik saja seperti tak ada masalah apapun yang terjadi. Seakan tak mengerti apa yang sedang dirasakan oleh kedua anaknya.

Yuta adalah seorang Ayah yang sangat pandai menyembunyikan kegelisahannya. Hanya Winwin yang bisa mengetahuinya. Hidup bertahun-tahun dengan sang suami, Winwin sangat tau apa yang sebenarnya Yuta rasakan.

Hari itu, semuanya berkumpul. Pun, dihadiri oleh Xiaojun dan suami. Akhir pekan itu memang mereka khususkan untuk berkumpul bersama. Senda gurau menggema didalam rumah keluarga Na. Saling melempar candaan maupun berbagi ceriton garapan dari masing-masing yang mereka kerjakan.

Semuanya hening ketika pintu utama berbunyi. Ketukan halus dari luar menandakan adanya seseorang yang berkunjung. Winwin bangkit meninggalkan mereka untuk mengetahui siapa yang bertamu pada hari libur mereka.

"Selamat sore." Winwin disambut oleh pemuda tinggi dengan senyum yang menunjukan lesungnya menyapa ramah.

Winwin balas tersenyum tak kalah ramah, membalas sapaannya dan bertanya maksud dan tujuan dari pemuda tersebut.

"Saya Guanlin om, saya pa—." Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Renjun menghampiri keduanya tergesah, saat melihat siapa yang bertamu.

Awalnya dia hanya iseng melihat sang Buna yang tak kunjung kembali, lalu ia terkejut saat mengetahui jika Guanlin yang berkunjung di kediamannya, pasalnya kekasihnya itu tak sama sekali berbicara padanya jika akan berkunjung.

"Buna dipanggil Ayah." Ucapnya dengan cepat berbohong.

Winwin mengernyit, "Loh ini Buna masih menyambut tamunya ini," Winwin menunjuk ke arah Guanlin. "Aduh sampai lupa ga dikasih masuk, ayo masuk mas Guanlin." Ucap Winwin ramah.

Winwin berjalan terlebih dahulu, sedang Guanlin dihadang oleh Renjun. Ia berucap tanpa suara, menanyakan mengapa Guanlin berkunjung yang hanya dibalas delikan bahu dengan senyum menggoda sang kekasih.

"Ko itu tamunya jangan dihadang kaya gitu ga sopan." Tegur Winwin.

Renjun berpindah, mempersilahkan Guanlin masuk kedalam rumahnya.

"Sini duduk silahkan, mas Guanlin tadi gimana? Omonganya kepotong gara-gara anak om ini."

Guanlin menempatkan diri pada single sofa yang ada sedangkan Winwin dan Renjun duduk bersebelahan, "Ini kenapa koko ikut Buna disini?"

"Atau ini teman koko ya?" Renjun mengangguk.

"Kok ga bilang temannya mau ke rumah, aduh Buna ga nyiapin apa-apa ini."

"Eh gausah om gaperlu gapapa, kesini memang niatnya bukan ketemu sama Ko Renjun." Guanlin menatap Renjun, pun sama sebaliknya, merasa aneh dengan sebutan yang Guanlin lontarkan.

Heroes : NaWhere stories live. Discover now