Bagian Delapanbelas : Na Jaemin

370 33 4
                                    

Haloo
Happy Reading
***

Jaemin merenggakan tubuhnya saat berhasil meletakan Jisung dalam box bayi, ia tersenyum sambil membelai lembut pipi halus sang anak. Dilihatnya jam yang terletak pada mejanya masih menunjukan pukul tiga pagi, ia masih punya waktu untuk beristirahat sebelum matahari bersinar.

Langkahnya ia urungkan menuju tempat tidur dan berbelok pada pintu kamarnya. Sepelan mungkin ia bergerak agar tak menimbulkan suara bising yang membuat sang anak terbangun kembali. Setelah berhasil keluar, Jaemin menuju dapur untuk membuat sesuatu yang hangat untuk ia nikmati.

Suasananya begitu tenang saat ia mendudukan diri pada halaman belakang rumahnya yang menjadi salah satu spot favorit sang ayah. Jaemin menyesap minuman hangatnya, memandang sekeliling sacara acak yang hanya ada remang-remang lampu yang menyinari.

Ia menutup matanya, berusaha menikmati angin pagi buta yang beberapa kali menerpa wajahnya. Hingga saat ia akan mulai masuk ke alam bawah sadarnya, ia merasa ada seseorang yang duduk disebelahnya.

"Ayah." Jaemin memekik terkejut mendapati sang ayah sudah duduk tenang disampingnya sambil menyesap yang ia yakin itu adalah minuman yang sama dengannya.

Yuta hanya tersenyum melihat ekspersi sang anak, "kok ayah disini?" Jaemin bertanya.

"Ya ini rumah ayah."

"Bukan itu maksudnya yah," jeda, Jaemin memusingkan badannya kearah Yuta, "inikan masih pagi buta, kenapa ayah udah bangun?"

Yuta mengikuti Jaemin, saat ini keduanya berhadapan, "kamu juga pagi buta udah disini aja, Jisung nangis tuh tadi."

Jaemin terkejut, dengan reflek langsung bangun dari duduknya dan akan segera berlari menuju ke kamarnya kalau saja sang ayah tak menahan.

"Udah sini aja, udah sama buna kok." Yuta sedikit menarik tangan Jaemin.

"Loh ayah sama buna kebangun gara-gara Jisung ya? Maaf ya yah tadi Nana kira dia udah pules, bentar kalau gitu Nana ke kamar dulu." Jaemin bangkit kembali yang langsung di cegah oleh Yuta lagi.

"Kak, udah sini dulu sama ayah." Yuta mendudukan Jaemin kembali berhadapan dengannya.

Dipandanginya wajah sang anak yang tampak lelah. Rambutnya yang berantakan, kantung mata yang terlihat membengkak dan menghitam. Yuta mengelus lembut kepala sang anak, membuat Jaemin seolah di sihir karena merasa tenang. Jaemin kembali memejamkan matanya, belaian sang ayah lebih membuatnya candu daripada semilir angin yang menerpa wajahnya.

"Capek ya kak?" Tanya Yuta tiba-tiba membuat Jaemin kembali membuka matanya.

Jaemin bergeming, tak menjawab pertanyaan Yuta hanya menatap mata Yuta mencoba menyalurkan apa yang ia rasakan lewat tatapan mata mereka. Yuta tersenyum menenangkan saat Jaemin mulai mengeluarkan cairan bening dari kedua matanya.

Saat isakannya bertambah keras, Jaemin masuk kedalam pelukan Yuta, menangis semaunya, menyalurkan apa yang ia rasakan saat ini. Yuta memejamkan matanya, tangannya tak berhenti membelai lembut kepala sang anak.

"Gapapa kak, ada ayah sayang. Nana ga sendiri, Nana boleh ngeluh, bilang ke ayah apa yang Nana rasa. Ayah siap denngerin cerita Nana bahkan seharian sekalipun."

Heroes : NaNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ