Bagian Empatbelas : Another side

341 39 32
                                    

Haloo
Happy Reading
***

Bugh.

"Anjing." Umpatan orang yang terkena pukul. Ia menoleh, mendapati kakaknya sendiri yang akan memukulnya kembali. Dengan sigap ia menghindar.

"Lo kenapa bang? Tiba-tiba mukul gue. Ada salah apa gue ke lo?"

"Tanya sama diri lo sendiri, ada salah ga."

"Mark stop," itu Haechan anak bungsu Johnny sekaligus pasangan Mark. "Kamu bisa omongin ini baik-baik sama Jeno. Belum tentu benar kan?"

"Aku hafal dia gimana Chan, yakin ini kesalahan si bajingan ini." Mark menatap Jeno tajam.

"Maksud lo apa?" Jeno bangkit hendak memukul Mark jika saja tidak di tahan oleh Sungchan yang memang sudah berada di situ yang hanya menyaksikan kedua kakaknya.

"Bang, Kak apa-apaan sih, stop." Sungchan mencoba menengahi. "Ga takut Bubu lihat apa."

Mark memejamkan matanya mencoba meredam emosi, dengan tangan Haechan yang tak berhenti mengelus dada sang suami.

"Abang juga kenapa tiba-tiba nonjok kakak?" Sungchan bertanya.

Mark masih diam, masih mencoba menetralkan amarahnya. Jeno hanya menatap dengan tatapan tak suka, ia memegang sudut bibirnya yang sedikit robek. Pukulan kakaknya tidak main-main tadi.

"Udah punya apa lo sampai berbuat kayak gitu sama anak orang? Udah merasa hebat lo? Udah bisa lepas dari Daddy Bubu?" Ucap Mark kemudian, memang sudah lumayan terkendali tapi kata-katanya mengundang emosi.

"Mark diem, biar aku yang ngomong sama Jeno. Kalian kalau emosi jadi bodoh memang." Haechan mengambil alih.

"Duduk Jen," jeda ia melihat kearah Sungchan, "Sungchan tolong ambilkan kompres buat kakak." Sungchan hanya mengangguk, ia berlalu meninggalkan mereka bertiga.

Haechan menatap Jeno lekat, beberapa kali menghembuskan nafasnya. Jika memang yang terjadi pada sahabatnya adalah karena Jeno. Dia tidak tau lagi harus bagaimana.

"Sudah dapat kabar dari Nana?" Haechan bertanya spontan.

Jeno melirik, bagaimana dia bisa tau hubungannya dan Jaemin akhir-akhir ini renggang. Mungkin Jaemin bercerita pada Haechan, pikirnya.

"Jaemin di rumah sakit." Ucap Mark datar, Jeno seketika menolehkan pandangannya pada sang kakak, berdiri hendak menuju Mark tapi di cegah oleh Haechan.

"Duduk Jen."

"Apa maksud lo Mark?" Ia tetap berdiri memandang Mark penuh tanya, dengan tangan yang masih Haechan pegang pergelangannya agar ia tak mendekati sang suami. Pun ia memanggil Mark tanpa embelan 'bang' kepadanya.

"Tanya sama diri lo sendiri, pengecut!" Jeno mulai kehilangan kesabarannya, di hempaskan tangan Haechan kasar hingga sang empu terhuyung kebelakang, Mark yang menyaksikan apa yang di perbuat adiknya tak terima.

"Bangsat!" Keduanya mulai sama-sama mendekat, memburu hajaran satu dengan yang lain.

"Stop! Mark, Jeno." Haechan mencoba melerai kembali, tetapi dua bersaudara itu seakan tak menghiraukannya.

"Ngomong Anjing! Yang jelas!"

"Otak lo dipake cupu."

Umpatan-umpatan mereka layangkan, Haechan bahkan baru sekali ini melihat kakak beradik itu bertengkar begitu hebatnya. Hingga pintu kamar Jeno terbuka kasar, disana sudah ada Jaehyun yang dengan rahang mengerasnya. Wajahnya sangat mengintimidasi sekali.

Jaehyun melangkah mendekati kedua putranya, memisahkan dengan mudah dengan menarik kerah baju sang anak masing-masing. Jeno sebelah kanannya, dan Mark sebelah kirinya.

Heroes : NaWhere stories live. Discover now