Bagian Tuhuhbelas : Na Renjun

300 37 7
                                    

Haloo
Happy Reading
***

Renjun melihat pantulan dirinya dalam cermin. Satu kata yang menggambarkan dirinya saat ini, sempurna sangat mirip seperti bunanya. Sesekali ia berbalik ke kanan dan kiri melihat secara rinci tuxedo yang ia kenakan. Senyumnya tak luntur sejak ia menapakan kaki ditempat tersebut.

Hari ini ia dan Guanlin melakukan fitting baju untuk acara pernikahannya. Iya, mereka akan menikah setelah Guanlin memberanikan diri meminta Renjun secara langsung pada Ayahnya. Tentunya saat urusan kembaran sang kekasih telah selesai. Guanlin cukup tau diri untuk tidak menambahkan beban pada Yuta.

"Alin," Renjun menatap kearah Guanlin yang dibalas oleh sang empu, "Lihat, bagaimana?"

Guanlin tersenyum, sempat tidak percaya jika ia dan Renjun akan menikah sebentar lagi. "Sempurna sayang."

Pipinya bersemu, Guanlin selalu tau cara membuat Renjun tersipu. Renjun kembali menutup gorden untuk ia ganti baju kembali. Ia sudah cukup puas, dan ia rasa Guanlinpun sama.

Bahagia rasanya, Renjun merasa lega. Rasanya seperti tidak ada beban lagi, ia hanya harus fokus pada pernikahannya. Semua persiapan hampir rampung, Renjun bersyukur Guanlin tipe orang yang sederhana dan tak suka kemewahan sama seperti dirinya.

"Mau mampir kemana setelah ini?" Guanlin bertanya tanpa mengalihkan pandangannya pada kemudi.

"Hmmm, mau makan dulu?"

"Boleh sayang." Jawab Guanlin halus.

"Ke tempat biasa aja ya." Guanlin mengangguk, "Eh bentar, Ayah tadi ada titip sesuatu. Mampir ke tempat kue dulu ya Alin."

"Oke."

"Terimakasih." Renjun tersenyum menatap Guanlin.

"Anytime sweetheart." Membalas senyuman Renjun dan mencium punggung tangannya sekilas.

Guanlin tak melepaskan tautan mereka setelah mencium tangan kekasihnya, di belai lembut seakan takut akan retak jika terlalu keras. Sesekali mereka saling melirik dalam pembicaraan yang mengalir begitu saja. Berbagi tawa hingga sampai pada tujuan.

***

Mobil yang Renjun sangat kenali telah terparkir apik di halaman rumahnya. Ia tersenyum matanya berbinar, karena tidak biasanya kendaraan roda empat itu sudah ada di rumah.

"Ayah udah pulang?" Guanlin bertanya setelah ia memberhentikan mobilnya.

Renjun mengangguk, "Sepertinya, mau mampir dulu ga?"

"Boleh, ada ayah ga enak kalau langsung pulang."

Renjun mengangguk dan tersenyum, ia dan Guanlin kemudian turun dari mobil. Renjun menahan langkahnya dan Guanlin. Ia menolehkan kepalanya pada sang kekasih, memberi isyarat untuk berjalan perlahan mengikutinya. Guanlin mengerti dan mengangguk, saat ia melihat punggung Yuta yang tak jauh dari tempatnya. Kalau sudah begini, artinya Renjun akan berbuat kejahilan pada ayahnya.

Mereka melangkah perlahan, tidak bukan mereka hanya Renjun saja sebenarnya sedang Guanlin ia terdiam melihat tingkah gemas kekasihnya, sesekali ia tersenyum dan terkikik tanpa suara. Hingga Renjun sudah berada tepat dibelakang sang ayah dan menutup kedua mata Yuta dengan tangannya.

Heroes : NaWhere stories live. Discover now