Bagian Tiga : Na Xiaojun

323 48 6
                                    

Haloo
Happy Reading
***

Yuta memandang lurus kedepan, melihat luasnya kota dari tempatnya berada saat ini. Hari ini adalah hari pernikahan Xiaojun, memilih tempat cukup asri di dataran tinggi sedikit jauh dari ibu kota tempat mereka tinggal.

Percakapannya dengan sang anak masih terbayang dalam pikiran. Sama seperti dirinya, Xiaojun bahkan rela membatalkan pernikahannya dan tak mau jauh dari dirinya. Dua sisi berlawan saling memporak porandakan hati Ayah empat anak itu.

Ada perasaan senang saat mengetahui, dirinya masih memiliki tempat nomor satu di benak sang anak. Di sisi lain, ia tak ingin egois menghambat kebahagiaan sang anak. Ia tau dalam benak sang anak ada nama lain yang tersemat, salah satu nama yang mampu untuk membuatnya bahagia.

"Om." Yuta menoleh, mendapati pemuda gagah dengan setelan jas yang sama yang dikenakan oleh putranya.

Seo Hendery, anak sulung keluarga Seo yang Ayahnya merupakan teman dekat Yuta semasa duduk di bangku perkuliahan dulu, yang saat ini hubungannya masih terjalin erat sebagai rekan bisnis.

Hendery berdiri sejajar dengan Ayah dari sang kekasih yang sebentar lagi akan menjadi Ayahnya juga. Ia mengikuti arah pandang Yuta, menikmati semilir angin yang berhembus menerpa keduanya. Hening menyelimuti, sampai Hendery menolehkan pandangannya dan tersenyum hangat kepada Yuta.

"Makasih ya Om," Yuta menoleh mendapati binar bahagia dari sang menantu, "Makasih telah mempercayakan Hendery untuk mendampingi Xiaojun."

Yuta mengarahkan pandanganya kembali kedepan, "Jaga sulung ku, aku menitipkannya padamu bukan untuk disakiti."

Hendery mengangguk, "Pasti, sedikitpun Hendery tak akan pernah menyakitinya."

"Aku pegang perkataanmu," jeda, "Sampai putra ku menangis dan mengadu padaku sekali saja. Tak akan segan ku ambil kembali darimu."

"Om bisa mempercayakannya padaku, aku bersumpah atas nama kedua orang tua ku tak akan ku sakiti sedikitpun Na Xiaojun." Yuta menoleh, melihat kesungguhan dari setiap kata yang terucap dari bibir Hendery.

Ia menepuk pundak Hendery, tak perlu mengatakan banyak kalimat lagi untuk Hendery pahami. Menit selanjutnya Yuta kembali sendiri, saat Hendery menerima panggilan dari Ten untuk bersiap.

Yuta memejamkan matanya, berusaha memantapkan hatinya untuk mengantar Xiaojun pada altar. Ia sedikit terkejut saat ada tangan yang melingkar pada perutnya. Membuka mata dan menemukan Xiaojun yang bersandar nyaman pada pundaknya.

"Yah, masuk yuk." Ajaknya Xiaojun.

"Kamu sudah siap?" Yuta berbalik, melepas pelukan Xiaojun menatap sang anak dalam, "Cantik sekali anak Ayah, persis Buna." Ia tersenyum hangat.

Xiaojun balas tersenyum, "Tentu, anak Ayah kan selalu cantik." Balasnya.

"Ayo Yah." Xiaojun menggandeng tangan Yuta, menariknya pelan tapi seolah tertahan oleh sang Ayah.

Yuta menarik Xiaojun, merengkuhnya erat kemudian. Xiaojun sedikit tersentak, tak lama kemudian membalas pelukan Yuta.

Keduanya terdiam, menikmati hangat antara Ayah dan anak yang tersalur. Xiaojun menikmati usapan lembut dari Yuta, merasakan bahu kokoh itu sekali lagi.

Heroes : NaWhere stories live. Discover now