Bagian Limabelas : Na Jaemin

268 36 6
                                    

Haloo
Happy Reading
***

Na Jaemin membuka mata, mengerjab beberapa kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk ke matanya. Ia mengamati keadaan, terakhir yang ia ingat dirinya mencoba mengakhiri hidupnya kembali. Hingga suara panggilan namanya menyadarknnya.

"Nana? Hei Na." Suara lembut itu berhasil mendapat atensi dari Jaemin.

"Bun..a." Winwin mengangguk, seraya tersenyum melihat Jaemin membuka matanya.

"Sebentar, Buna panggilkan dokter dulu ya." Jaemin mengangguk lemas.

Lima menit berlalu sejak dokter pergi meninggalkan ruang rawatnya, Jaemin masih terdiam. Memikirkan bagaimana bisa ia masih saja selamat. Siapa yang kali ini menemukannya.

"Sayang, hei." Colekan lembut pada hidungnya menyadarkannya dari lamunannya. "Kenapa?" Tanya Winwin tanpa suara, entahlah tiba-tiba suaranya menghilang.

Jaemin menggeleng, sedang Winwin terus mengelus rambutnya dengan sayang. "Mau makan?" Lagi Jaemin menggeleng, Winwin menghela nafasnya.

Hening, keduanya tak ada yang bicara kembali. "Kak," panggilan lembut itu kembali memecah keheningan. Jaemin tak bergeming sedikitpun, bahkan menatap sang buna pun tidak sama sekali.

"Makan ya," jeda, Winwin mengelus perut Jaemin, "Ga kasian yang di dalam sini? Buna yang ga ngerasain aja kasian sayang."

Jaemin menoleh kearah Winwin yang tersenyum hangat kearahnya, matanya berkaca, "Hussttt, gapapa bukan salah kakak oke." Winwin mencondongkan badannya, menenggelamkan Jaemin dalam pelukannya.

"Gapapa sayang, dia gasalah. Gimanapun dia anak mu dan cucu Buna. Maafin buna ya kalau kurang perhatian." Jaemin menggeleng keras, merasa tidak setuju dengan perkataan Winwin.

Winwin melepaskan pelukannya, "Makan ya sayang."

"A..yah?"

Winwin tersenyum kembali, "Ada, mau Buna panggilkan?" Winwin hendak meninggalkan Jaemin jika sang anak tidak menahan lengannya.

"Takut." Ucap Jaemin pelan hingga hampir tak terdengar.

Lagi, Winwin hanya tersenyum mendekatkan dirinya kepada sang anak dan mendekapnya kembali.

"Itu Ayah loh kak, orang yang selalu kamu cari kalau kamu lagi sakit, orang pertama yang selalu jadi tempat kakak mengadu tentang apapun, dan orang pertama yang siap pasang badannya kalau anak-anaknya terluka." Jeda, Winwin mengarahkan wajah Jaemin untuk berhadapan dengannya, "Masa takut sayang?"

Sesaat saat Winwin menutup mulut, Yuta tiba-tiba hadir memasuki ruangan bersama sang bungsu, "Kak Naaa." Shotaro berlari langsung menghambur dalam pelukan Jaemin.

"Kak Naa, kangennn." Ucapnya manja, Jaemin mengelus rambutnya dan membalas pelukan Shotaro.

Winwin bergeser kearah Yuta. Ia melihat tatapan Yuta mengarah kearah Jaemin, ada kerinduan dimatanya. Seolah telah lama tak berjumpa dengan anaknya yang pergi meninggalkan rumah.

Pun ada rasa penyesalan juga dari tatapannya. Winwin berdehem, memecah keheningan diantara mereka. Shotaro melepas pelukannya, menoleh kearah sang Ayah dan Buna.

Heroes : NaWhere stories live. Discover now