Spesial : Marayakan Ayah-Buna

265 27 5
                                    

Hampir tiga puluh tahun lamanya Yuta dan Winwin bersama, menghadapi berbagai hal bersama dalam suka maupun duka. Percikan perbedaan pendapat tidak sekali duakali mereka hadapi, hebatnya mereka masih saling menjaga hingga detik ini.

Kebahagian keduanya semakin bertambah dengan hadirnya keempat anak mereka yang selalu dan setiap harinya membanggakan. Saat keempatnya tumbuh dewasa dengan dipimpin oleh sang sulung Na Xiaojun, Yuta dan Winwin selalu dirayakan.

"Gege, kali ini apa kado buat Ayah Buna?" Si bungsu bertanya setelah menghabiskan suapan terakhirnya.

Saat ini keempat saudara kandung itu sedang makan siang bersama disalah satu pusat perbelanjaan besar di ibu kota.

"Ada yang mau kasih saran?" Xiaojun bertanya kepada ketiga adiknya.

"Menurut gue ayah buna udah punya semua sih ge," Renjun menjeda, berpikir sejenak kemudian melanjutkan, "mungkin yang hampir hilang kebersamaan sama anak-anaknya."

Perkataan Renjun membuat saudara-saudaranya menoleh kearahnya.

"Maksud gue bukannya kita ga peduli atau apa, tapi sadar ga sih kita udah mulai sibuk masing-masing. Gege yang sibuk sana sini buat urusan pernikahan, adek yang hampir tiap harinya ga pernah ikut makan bareng karena sibuk olim dan terutama lo sih Na." Renjun memfokuskan pandangannya pada sang saudara kembar.

"Lo bahkan jarang di rumah, lebih sering ke luar kota. Gue tau itu bukan suatu hal yang buruk, tapi benerkan mereka mulai kehilangan kita."

"Bukan kehilangan ko, hanya kurang untuk berkumpul bersama." Xiaojun membenarkan kalimat Renjun.

"Iya itulah maksudnya."

"Terus gimana?" Shotaro bertanya.

Ketiga kakaknya tak ada yang menjawab sama-sama saling berpikir.

"Dari yang Injun bilang benar sih, gue juga ngerasa gitu. Menurut gue quality time sama mereka mungkin cukup buat ayah buna. Tinggal gimana kita ngasih kejutannya." Kali ini Jaemin berpendapat.

Ia melirik ke arah Xiaojun setelah mengatakan idenya. Bagaimanapun yang nanti akan memutuskan adalah kakak tertua mereka. Entah karena memang kewajiban atau hanya sekedar menghormati, tetapi bagi mereka apapun masalah dan penyelesaiannya seakan harus dan membutuhkan keputusan Xiaojun.

"Boleh kalau itu yang kalian mau, tapi gimanapun itu adalah hari ayah dan buna. Gege mau mereka juga punya something special dari kita, gege ga bilang kalau kehadiran kita ga spesial malah gege yakin banget ayah buna merasa sangat senang."

"Gege ada ide." Ketiganya mencondongkan diri pada Xiaojun, mendengar penjelasan sang kakak dengan serius. Ketiganya hanya mengangguk dan tersenyum mendengarkan penjelasan dari sang tertua. Hingga akhirnya mencapai kesepakatan dan pulang bersama ke rumah.

***

"Morning," ucap Yuta tepat ditelinga Winwin dan mengecup pipinya.

Winwin tersenyum, berbalik kearah Yuta yang memang sebelumnya membelakangi sang suami yang memeluknya.

"Morning." Balasnya kemudian sambil tersenyum menatap Yuta yang juga menatapnya.

"Happy anniversary sayang." Ucap Yuta dan mengecup tepat di bibir Winwin. Hanya mengecup tidak lebih.

Winwin kembali tersenyum, kedua tangannya menangkup pipi sang suami. Menatap dalam tepat di mata sang suami.

"Happy anniversary juga suami, terima kasih sudah bersamaku sampai ditahun ke tiga puluh ini." Balas Winwin.

Keduanya saling menatap dalam, Yuta mulai mendekatkan wajahnya pada Winwin untuk mencuri ciuman hingga saat bibir keduanya akan bertemu ketukan pintu menghentikan kegiatannya.

Heroes : NaWhere stories live. Discover now