fourth ✔️

677 105 10
                                    





Hari ini aku full mempersiapkan ujian tes pro-hero, sebuah previllage yang kudapatkan setelah Hawks membujuk presiden Komisi perlindungan pahlawan.








By the way kostum pahlawanku juga sudah Hawks modifikasi sedikit untuk ujian.



Katanya setelah dapat lisensi, aku bisa mendatangi unit support komisi pahlawan dan membuat kostum pahlawan dengan bahan yang lebih baik.















Setelah pemanasan 30 menit, aku memasang beban pemberat pada kedua kaki dan tanganku, masing masing 15 kg, lalu mulai menuju tempat gym sambil jogging.







Sepertinya banyak yang mengenaliku sebagai siswa UA karena festival tempo hari, tapi ngga ada yang berani menghentikanku hanya untuk menyapa.




Yah, aku tidak terlalu peduli.









Aku masuk tempat gym langgananku selama sekitar 10 bulan terakhir dan mulai latihan fisik.






Walaupun aku ngga mengedarkan pandangan, aku bisa tau hanya ada beberapa orang di dalam sini, bagus kan? Ini bisa membuatku leluasa latihan.







Aku hanya menghabiskan 3 jam di dalam tempat ini padahal biasanya aku bisa sampai 4-5 jam.



Tanganku terulur, meraih botol minum di tempat duduk depan dinding cermin.





Kemudian sorang pria datang dan melakukan flexing di sebelahku, mengangkat tangannya dan memamerkan otot menjijikkan di sana.





Apa tujuannya? Daripada kagum liat bentuk tubuhnya, malah bikin jijik.



Ini ngga menggangguku, tapi wajah songongnya itu menyebalkan.




Aku melepas gelang tangan dan kaki, semuanya bertuliskan 15 kilo membuatnya melongo, segera pergi dari sana karena malu.





Aku beranjak dari bangunan itu setelah memasukkan semua barang ke tas kecil yang ku pakai di punggung.






Ke mana ya? Bosen ah kalo di rumah mulu.











Hmmm...










Mungkin aku harus mengunjungi ayah.


























Langkahku berbelok, menuju stasiun.



Seperti biasa, di sini begitu ramai oleh manusia. Aku berpegang pada tiang kereta setelah masuk. Penuh sekali.









"Ne, kamu (Name)-san yang ada di festival olahraga yuuei kan?" Seorang ibu 2 anak menyapaku.






Aku tertawa kecil. "Terima kasih sudah mengingatku." Ucapku hampir jadi sebuah gumaman, menjawab ngga kalah ramah.







"Woah, aku melihatmu, walau angin adalah quirk yang umum, aku ngga nyangka bisa mencapai tingkat yang kamu tunjukkan!"


"Itu keren, pasti kau berlatih sangat keras."


"Dan apa apaan teknik membuat orang pingsan seperti itu? Bagaimanapun kau memanfaatkan bakatmu dengan sangat baik!"


"Aku quirk angin, apa aku bisa jadi sepertimu?"






Ko tiba tiba jadi ramai begini sih?




Akiyama (Name) - Bnha Alternative UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang