sixth ✔️

550 92 5
                                    






Ragdoll mengontakku di malam harinya.









Tanpa membalas pesannya, aku langsung datang ke markas pussy cats dengan terbang kecepatan penuh, menyengir tipis saat keempat anggotanya terkejut melihatku di depan pintu mereka.



"Eternwind, padahal aku baru membalas pesan mu 3 menit yang lalu." Ragdoll mempersilahkan aku untuk masuk, dia sampai mengecek handphonenya untuk memastikan.






Aku tertawa kecil. "Aku cuma sebentar, tapi maaf menganggu."




Ia menggeleng. Pixie Bob membawakan teh.
















"Diluar hujan deras, aku heran kenapa kamu sama sekali ngga basah, Eternwind-san." Mandalai ikut duduk di sebelah Ragdoll.



Aku melempar senyum. "Aku tinggal membuat payung dengan angin yang sudah ku tekan sepadat mungkin. Itu juga yang kulakukan saat posisi bertahan menghadapi lawanku." Aku menerima cangkir teh dengan sopan.




Omong-omong teknik itu salah satu teknik milikku yang lumayan kuat, tapi itu terlalu membuang banyak waktu. Aku lebih suka menyelesaikan pertarungan dengan cepat-kecualikan pertarunganku dengan Shoto di masa lalu.





"Katanya cuaca akan makin buruk selama beberapa hari ke depan." Mandalai menatap ke jendela.






Aku mengangguk. "Kampung halamanku katanya sudah hampir terendam banjir." Jawabku meladeni untuk sekedar basa basi.



"Benarkah? Kuharap itu akan segera surut." Pixie-Bob ikut duduk setelah mengembalikan nampan ke dapur.




Aku setuju. "Omong-omong, Ragdoll-san, apa aku bisa memintamu menggunakannya sekarang?"





Ragdoll meletakkan cangkir nya. "Aku sudah mencoba mencarinya setelah aku membaca pesanmu, Eternwind-san. Dia berada jauh dari sini. Apa dia tidak bisa diatasi oleh pro-hero lain?"




Aku menggeleng tegas. "Kalau dia memang hanya Villain biasa, aku tidak akan merepotkanmu seperti ini, Ragdoll-san."












Mereka saling lirik. "Jujur saja, Eternwind-san, mendengar cerita Ragdoll sebelum kamu datang, aku juga berfikir untuk lebih baik menyerahkan hal ini pada pro-hero lain yang lebih berpengalaman." Tiger yang dari tadi hanya diam membuka suara.
















Aku menatapnya lurus.
















Mengeleng pelan, ku jawab peryataan itu. "Ini tugasku, mereka ngga bisa mengalahkannya. Maaf, tapi ada sesuatu yang tidak bisa aku dan yang lain bocorkan. Aku sangat butuh informasi tentang dimana orang itu berada."

























Lagi-lagi hanya suara hujan yang melatar belakangi. Petir kembali menyambar.









"Bagaimana tanggapan keluargamu?" Pixie-Bob menatapku lembut.








Aku memiringkan kepalaku. "Kukira informasi itu adalah hal yang mudah dicari. Tapi baiklah. Ayahku adalah villain yang sedang berada di dalam sel. Ibuku, yah, kalau aku masih bisa memanggilnya begitu, dia meninggalkanku dan ayah untuk menikah dengan pria lain. Tepatnya, aku anak diluar nikah." Ucapku gamblang.















Akiyama (Name) - Bnha Alternative UniverseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang