09.Jealous

3.5K 193 3
                                    

Jove ber-smirk, menatap ke dua orangtua Selena yang menatap diri nya dengan takut-takut.

"Jangan karna diri ku mencintai putri kalian, kebusukan kalian tidak terbongkar," ucap Jove, tersenyum puas.

Dahi Ayah Selena mengernyit. "Apa maksud mu Jove, bukan kah kita sudah sepakat jika-"

"Lalu, setelah aku mendapat kan Selena, semua kebusukan mu tidak akan terbongkar?," Jove memotong perkataan Ayah Selena sembari terkekeh meremeh kan.

"Sesuai perjanjian!" marah Ibu nya menimpali.

"Kalian sangat naif. Perjanjian itu hanyalah di atas kertas. Tunggu aku yang beraksi Ibu dan Ayah mertua." setelah itu, Jove pergi meninggal kan ke dua orangtua Selena yang memasang wajah tak suka.

Sedangkan di sisi lain...

"Kau yakin ingin menikahi Jove?" Alova sedari tadi cemas sendiri melihat Selena menerima lamaran Jove.

Selena menghela nafas. "Maaf kan aku Alova. Aku pasti kan pada mu, bahwa aku akan baik-baik saja bersama Jove," ucap Selena meyakin kan sahabat nya.

"Ck!, tapi diri nya sungguh bahaya Selena!" ia menggeram kecil.

"Alova, Selena juga berhak bahagi-"

"Bahagia seperti apa yang kau maksud Frans?, yang menjadi suami Selena itu adalah Jove!, ka-"

"Apa yang membuat mu ragu pada ku Alova Xandrea?" tiba-tiba Jove datang sembari merengkuh pinggang Selena. Mata setajam elang nya itu lurus memandang Alova yang menegang.

Keadaan mendadak menghening, rasa nya bibir Alova kelu. Tapi ia memberani kan diri nya.

"Ini hanya lah ke-khawatiran seorang sahabat!" jawab Alova.

Jove terkekeh, "Dan ke-khawatiran mu sangat lah berlebihan. Aku tidak akan membunuh Selena-" Jove maju selangkah, sedangkan Frans siap-siap melindungi kekasih nya. Lalu ia berbisik di telinga Alova. "Terkecuali yang berani mendekati nya." setelah berkata demikian, ia menegakkan badan nya, lalu tersenyum misterius pada Alova.

Alova menelan air ludah nya dengan susah payah. "Jangan...jangan..."

***

Keesokan pagi nya.

Selena mengerjab kan mata nya berkali-kali, ia merasakan pinggang nya sangat berat. Lalu melihat ke bawah, ternyata itu adalah tangan kekar Jove. Ia tak ingat tentang tadi malam dan tiba-tiba berada di dalam kamar. Karna ia mabuk semalam.

Tunggu, seperti nya ini bukan kamar yang biasa ia tempati, lalu dengan perlahan, Selena menurun kan tangan Jove yang melilit pinggang nya. Ia merenggut kesal melihat wajah damai Jove yang tidur dan sial nya sangat tampan!.

Menggeleng kan kepala nya, Selena mulai berjalan dan membuka kamar tersebut. Dan betapa terkejut nya ia saat tidak mendapat kan tangga atau rumah Jove, melainkan banyak bangku-bangku. Atau lebih tepat nya PESAWAT!.

Selena masuk kembali ke kamar itu, lalu, "JOVE!! KAU INGIN MEMBAWA KU KEMANA?!" teriak Selena.

Sontak saja Jove terjaga dari tidur nya, ia berdehem. Dan demi apa! Deheman Jove sangat berdamage!.

"Morning kiss, Lolli." pinta Jove.

Selena mendelik, ia menatap garang pada Jove. "Cepat kata kan!, kita ingin kemana? Oh, atau kah kau ingin membuang ku ke hutan belantara, atau ke perkampungan kecil? Dan atau-hmppttt!"

Karna keasikan berceloteh membuat Jove pusing, dengan gerakan cepat ia mencium bibir Selena dengan brutal. Jove memegang pinggang Selena, kala wanita itu ingin terjungkal kebelakang.

OBSESSION BOYWhere stories live. Discover now